Jalan Desa Jambu Karya Terendam Banjir, Banyak Motor Mogok

Jalan Desa Jambu Karya Terendam Banjir, Banyak Motor Mogok

Pengemudi mobil berusaha melintasi jalan perbatasan antara Kampung Jambu dengan Kampung Pabuaran, di Desa Jambu Karya, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, yang terendam banjir, Senin (18/3/2024). -Zakky Adnan-

TANGERANGEKSPRES.ID - Jalan penghubung antara Kampung Jambu dengan Kampung Pabuaran di Desa Jambu Karya, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, terendam banjir akibat luapan anak Sungai Cimanceuri.

 

Pantauan wartawan di lokasi, Senin (18/3/2024), sejumlah pesepeda motor yang memaksakan diri menerjang banjir berakibat kendaraannya mogok atau mati.

 

Oleh karena itu, sebagian pesepeda motor yang lain bahkan pengemudi mobil memilih putar arah dari Kampung Pabuaran menuju Kampung Jambu atau sebaliknya.

 

Abet Suhaeri, seorang pesepeda motor mengatakan, motornya mati di tengah jalan saat berupaya melintasi jalan yang terendam banjir setinggi leher stang motornya.

 

"Sampai stang segini. Dalam. Terus mati di tengah (jalan yang terendam banjir). Sempat ngedorong, saya," tutur warga Desa Sukaharja, Kecamatan Sindang Jaya, yang ingin menuju ke arah Desa Legok Sukamaju, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang ini.

 

Ia mengaku menyesal memilih memaksakan menerjang jalan yang terendam banjir.

 

Kepala Desa Jambu Karya, Suherman, melalui Sekretaris Desa Jambu Karya Alamsyah mengatakan, pemerintah desa (pemdes) sudah mengusulkan pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT) berikut pengurukan tanah untuk meninggikan jalan tersebut.

 

"Tapi, usulan yang sering diusulkan setiap tahun itu, belum terealisasi sampai sekarang. Itu jalan kewenangan milik Pemkab Tangerang," ujarnya dengan nada rendah.

 

Alamsyah mengungkapkan, apabila jalan terendam banjir, tentu itu sangat merugikan pengguna jalan. Pertama, pengguna jalan yang tak ingin mengambil risiko, mereka akan milih putar balik sehingga jarak tempuh perjalanan mereka lebih jauh.

 

"Kedua, tentu juga merugikan pengguna jalan yang berani ambil risiko menerjang banjir. Akibatnya kendaraan mereka jadi mogok," ucapnya.

 

Ia berharap dibuatkan tembok penahan tanah berikut pengurukan untuk meninggikan jalan di area jalan yang menurun. Setelah itu barulah dilaksanakan pengecoran atau betonisasi jalan.

 

"Dengan begitu, diharapkan jalan engga kerendam banjir lagi," ujarnya. (*)

Sumber: