Genjot Transaksi Tol Non Tunai
JAKARTA-Gerbang tol Karang tengah yang jadi biang kemacetan dari arah Merak menuju Jakarta akan dihilangkan. Tepat pada 9 April mendatang, pengguna jalan tol ruas Merak-Jakarta tidak akan lagi mengantre panjang di GT Karang Tengah.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kemnterian PUPR Herry TZ mengatakan, sebagai gantinya, sistem transaksi di ruas tol itu akan mengalami sedikit perubahan.
”Nantinya, di awal bulan, sebagian gerbang terbatas di sisi luar (pintu keluar tol) akan dioperasikan. Dan pada akhir bulan, seluruh gerbang akan dioperasikan penuh,” tutur Herry kemarin (28/3).
Herry menjelaskan, para pengguna jalan tol dari arah Jakarta menuju Tangerang akan melakukan transaksi di pintu keluar. Sementara untuk para pengguna jalan tol dari arah sebaliknya akan melakukan transaksi di pintu masuk. Dengan begitu, kata Herry, antrean gerbang tol akan bisa dipecah ke tujuan atau titik asal masing-masing kendaraan. Tidak meumpuk di satu gerbang tol seperti yang selam aini terjadi di GT Karang Tengah.
”Di GT Karang Tengah itu lalu lintas menumpuk. Yang tidak harus mengantre jadi ikut mengantre. Kami efisiensikan dengan menghilangkan GT itu dan membuka GT di titik-titik asal,” terangnya.
Perubahan serupa juga akan dilakukan di ruas Tol Jagorawi. Herry menjelaskan bahwa GT Cibubur dan GT Cimanggis akan dihilangkan demi efisiensi dan menghilangkan penumpukan antrean yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Dua GT tersebut, kata Herry, akan ditiadakan per 23 Mei mendatang.
Nantinya, para pengguna ruas Tol Jagorawi hanya akan dikenakan tarif tunggal dan satu kali transaksi. Untuk pata penggujna dari arah Jakarta menuju Ciawi akan melakukan transaksi di pintu keluar. Sedangkan untuk arah sebaliknya akan melakukan transaksi di pintu masuk tol.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengambil kebijakan integrasi sistem pembayaran jalan tol sebagai upaya penyederhanaan sistem pembayaran pada beberapa ruas jalan tol yang saling tersambung.
Efisiensi untuk mengurangi kemacetan di ruas-ruas utama jalan tol juga dilakukan di ruas-ruas tol yang akakn digunakan untulk mudik 2017. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sejak tahun lalu, pihaknya sudah melakukan integrasi pembayaran tol agar waktu tempuh para pengguna jalan tol bisa lebih efisien.
”Sesuai dengan program kita saat mudik 2016 akan diadakan integrasi pembayaran jalan tol. Waktu itu kita baru lakukan di cluster 1 yaitu Cikopo-Palimanan, Cipularang-Purbaleunyi. Kemudian Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan-Brebes Timur untuk cluster 2,” ujar Basuki.
Basuki mengstakan integrasi Cluster 1 dan 2 sudah dilakukan sebelumnya.
Pada 2017, pihaknya akan menambah satu ruas lagi, yaitu ruas Soreang–Pasir Koja yang akan beroperasi dalam waktu dekat. Pengguna tol yang melalui cluster 1 dan 2 melakukan pengambilan kartu pada on ramp pay atau di pintu masuk, dan melakukan pembayaran pada off ramp pay pintu keluar.
Selain itu, kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan penetrasi pembayaran tol non-tunai dengan penerapan sistem e-payment multi bank, sekaligus sebagai inisiatif awal pelaksanaan Roadmap tentang Electronic Toll Collection di Indonesia yang bersifat menerus, tanpa henti (free flow) dalam beberapa tahun ke depan.
Herry mengataka bahwa hingga saat ii, realisasi penggunaan cashless untuk transaksi tol masih minim di angka 23 persen.
Di Jakarta pun baru 25 persen yang menggunakan cashless. Sisanya masih membayar tunai yang menimbulkan penumpukan antrean di GT. ”Targetnya bisa 100 persen di 2017 ini. Paling lambat Desember. Kami juga sudah berkoordinasi dengan bank-bank penerbit uang elektronik dan BUJT,” terangnya. (jpg)
Sumber: