70 Persen Warga Belum Terlayani Air Bersih
TANGERANG- Ketersediaan air bersih di Kota Tangerang masih jadi pekerjaan rumah Pemkot. Mengingat infrastruktur belum terbangun secara merata. PDAM Tirta Benteng, selaku badan usaha yang ditugaskan belum mampu melayani seluruh warga Kota Tangerang. Tercatat saat ini baru 30 persen warga Kota Tangerang yang baru terlayani air bersih. Selebihnya, sebanyak 70 persen masih belum terlayani. Cakupan 30 persen dengan rincian sebesar 24 persen dari PDAM Tirta Kerta Raharja dan 6 persen dari PDAM Tirta Benteng. Dengan jumlah sambungan PDAM Tirta Benteng pada akhir 2016 mencapai 29.926 sambungan dengan ekuivalen jiwa terlayani sekitar 138,030 jiwa. Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Taufik Syahzeni, Pemkot Tangerang sedang gencar-gencarnya memenuhi kebutuhan air bersih yang ditargetkan mencapai 35 ribu sambungan. “Program penyediaan sarana air bersih, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi salah satu cara untuk mengakomodasi kebutuhan itu,” terang Taufik saat berkunjung ke Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS) di Jakarta, Senin (1/8). Kunjungan yang dimpin langsung Walikota Arief R Wismansyah, jelasnya, membahas berbagai pemecahan persoalan terkait penyediaan air bersih dan penanganan banjir. "Jadi, maksud dari kunjungan tersebut untuk membahas terkait persoalan peningkatan cakupan pelayanan air bersih di wilayah Kota Tangerang," ujar Taufik. Dalam kunjungan tersebut, dirinya menyampaikan bahwa Kota Tangerang memerlukan infrastruktur penunjang yang representatif, seperti pembangunan pipa dan tersedianya intake yang bisa mensuplai kebutuhan air. Selain itu, Pemkot juga mengajukan permohonan penambahan izin pengambilan air baku dari Cisadane dengan kapasitas mencapai 1.500 liter/detik. "Penambahan ini dimaksudkan untuk menambah layanan pada zona 2 dan 3 di wilayah Kota Tangerang," tuturnya. Dalam tanggapannya, Taufik menirukan pernyataan Iskandar selaku Kepala BBWS bahwa balai besar siap membantu Pemkot membangun intake. "Mudah mudahan awal tahun depan bisa dikerjakan. Untuk perizinnya pemkot diminta segera menyelesaikan rekomendasi teknisnya ke BBWS," terangnya. Sementara itu, terkait penanganan banjir, BBWS menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan normalisasi Sungai Cisadane. "Tadi pak Kepala Balai menyatakan bahwa untuk Cisadane akan segera dilakukan pengerukan sampai tahun 2018. Paling lambat Oktober dan November 2017 dimulai lagi," ujar Taufik. Sedangkan untuk Kali Sabi dan Cirarab masuk program Pembenahan Kementerian PUPR. (abd)
Sumber: