Puskesmas Pamulang Gencar Sosialisasikan Pencegahan Stunting

Puskesmas Pamulang Gencar Sosialisasikan Pencegahan Stunting

TangerangEkspres.co.id - Stunting menjadi program nasional. Baik, provinsi, kabupaten dan kota wajib melakukan pencegahan kasus stunting. Di Kota Tangsel, semua Puskesmas sudah dimaksimalkan untuk membuat program penanganan. Salah satunya seperti yang dilakukan Puskesmas Pamulang. Kepala Puskesmas Pamulang Fitria Oriza mengatakan, pihaknya terus mensosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat. "Tujuannya agar masyarakat mengetahui tentang dampak negatif kasus stunting dan bisa mencegahnya dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi," ujarnya kepada TangerangEkspres.co.id, Kamis, 16 Maret 2023. Fitria menambahkan, untuk mencegah terjadinya stunting pihaknya melakukan pemberian tablet tambah darah ke remaja putri ke sekolah SMP dan SMA. Juga membuka pos gizi di RW 5 Kemuning, kunjungan rumah untuk bayi gizi kurang melalui petugas "ngider sehat" dan petugas gizi, posyandu. "Termasuk meningkatkan kemampuan kader untuk penimbangan pengukuran bayi," tambahnya. Menurutnya, stunting itu diintervensi sebelum anak berusia dua tahun agar ada perbaikan. Pertama yang diintervensi adalah pada bibitnya mulai dari remaja, calon pengantin dengan kerjasama KUA. Kerjasama dengan kelurahan untuk calon pengantin untuk pemeriksakan kesehatan ke puskesmas. "Calon pengantin perempuan diperiksa apakah punya anemia tidak, status atau skiring HIV, spilis dan hepatitis B," jelasnya. Wanita berkerudung ini menjelaskan, anak yamg gizi kurang itu banyak yang memiliki penyakit penyerta dan rata-rata TBC. Stunting di Pamulang ada dan penyebabnya lantaran memiliki penyakit penyerta dan bila tidak ada penyerta diakibatkan karena pola asuh yang salah. "Kalau yang salah pola asuh, kita memberikan pendidikan tentang pemberian makanan dengan gizi yang baik dan seimbang, cara merangsang anak supaya mau makan. Ini kita lakukan di Pos gizi," terangnya. Fitria menambahkan, kasus stunting sebenarnya bisa dicegah sejak dini bila orang tua si anak memberikan asupan makanan yang bergizi dari usia 0-1.000 hari kehidupan. Bila asupan gizinya kurang, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu. Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badannya dibawah standar. Ciri-ciri stunting pada anak yakni tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Kemudian anak rentan mengalami gangguan pada tulang, mengalami gangguan tumbuh kembang, rentan mengalami gangguan kesehatan, terlihat lemas terus-menerus dan kurang aktif. Di Kota Tangsel sendiri kasus stunting sudah menurun. Pada 2021 kasus stunting 19,9 persen dan pada 2022 turun menjadi 9 persen. (*) Reporter : Tri Budi

Sumber: