Tangsel Kekurangan Alat Pendukung Penanganan Banjir

Tangsel Kekurangan Alat Pendukung Penanganan Banjir

TangerangEkspres.co.id - Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel Robby Cahyadi mengaku, pihaknya saat ini kekurangan alat ekskavator amfibi sampai long arm ekskavator. Dua alat tersebut diperlukan sebagai alat bantu atau tambahan untuk penanganan banjir di Kota Tangsel. Robby mengatakan, penanganan banjir meliputi pembangunan dan operasi pemeliharaan yang dilakukan rutin. "Untuk penangan banjir kita membangun seperti pelebaran kapasitas sungai atau kali, turap dan tanggul," ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu. Robby menambahkan, untuk operasi pemeliharaan dirinya mengaku belum optimal lantaran keterbatasan anggaran dan keterbatasan alat yang dimiliki. Pihaknya tidak tinggal diam dan sudah mengusulkan penambahan pembelian alat berat. "Alat berat yang kita usulkan ini seperti long arm ekskavator untuk pengerukan dan ekskavator amfibi. Eskavator amfibi ini jenis eksavator yang bisa bekerja dalam pengerukan sementara juga bisa mengapung di dataran lembut seperti tanah basah, serta dapat dioperasikan di air dangkal," tambahnya. Menurutnya, masalah utama sungai di Kota Tangsel contohnya Kali Angke adalah kewenanganannya ada di pemerintah pusat. Namun, pihaknya sudah sering berkoordinasi dan mengusulkan kebutuhan alat tambahan dan pembangunan untuk penanganan banjir tapi, belum ada tindak lanjutnya. Robby menjelaskan, saat ini pihaknya baru memiliki dua alat amfibi dan long arm hanya satu. "Seharusnya minimal kita punya 10 unit. Itu yang ingin kami optimalkan, dimodernisasi operasi dan penyelamatan (OP)-nya," jelasnya. Saat ini di Kota Tangsel terdapat 38 titik yang menjadi lokasi rawan banjir dan kebutuhan alat-alat tersebut diperlukan. Selain peralatan, Robby mengaku untuk menangani banjir salah satu cara yang dilakukan adalah membangun tandon air. "Tahun ini kita akan bangun 6 tandon lagi. Kita sekarang sudah punya 12 tandon air," tuturnya. Enam tandon yang akan dibangun merupakan tanah bukan kolam yang akan dijadikan kolam. Pembangunan tandon air tersebut memanfaatkan tanah aset milik Pemkot. Tandon air yang akan dibangun tersebar dibeberapa kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Luas tandon yang akan dibangun mulai dari 1.000 sampai 8.000 meter persegi. "Tujuan pembangunan tandon ini untuk serapan air, konservasi, tabungan air, parkir air dan lainnya," ungkapnya. Menurutnya, pembangunan tandon itu penting karena, pihaknya memiliki konsep dengan strategi membagi air. Salah satunya dengan kolam-kolam retensi. "Ada dua strategi untuk atasi banjir, yakni retensi dan penambahan kapasitas sungai. Sungainya dilebarin dan ditinggikan, sebelum masuk sungai diretensi dulu," katanya. Robby mengungkapkan, wilayahnya memerlukan banyak daerah resapan. Sehingga dapat dipastikan keberadaan tandon memiliki fungsi ganda. Mulai menjadi lahan yang berdaya serap tinggi plus memiliki daya tarik wisatawan untuk menikmati sarana yang ada. "Pembangunan tandon air adalah upaya kami untuk mengantisipasi banjir. Kami butuh sebanyak-banyaknya tandon air karena, memang karakter daerah Tangsel yang berada di cekungan" tutupnya. (*) Reporter : Tri Budi

Sumber: