Desa Ketapang, Mauk Dulu Kumuh, Kini Keren

Desa Ketapang, Mauk Dulu Kumuh, Kini Keren

MAUK,TANGERANGEKSPRES.CO.ID--Puluhan rumah nelayan di Ketapang, Mauk kumuh. Bangunannya terbuat dari bambu. Jemuran pakain ada di mana-mana. Halaman kotor, selokan mampet oleh sampah. Jalan becek. Itu pemandangan 10 tahun lalu. Kini, Ketapang berubah total. Menjadi indah, bersih dan hijau oleh hutan mangrove. Namanya juga keran, Ketapang Urban Aquaculture. Bahkan sudah menjadi kawasan wisata. Sabtu (29/10) kemarin, dikunjungi sekitar 5.000 orang. Pemkab Tangerang sejak 10 tahun sudah mulai merehabilitasi Desa Ketapang. Bupati Tangerang A.Zaki Iskandar bekerja keras mencari sumber pendanaan. Melobi ke pemerintah pusat. Berhasil. Kementerian PUPR turun tangan. Turut serta 'menyulap' Desa Ketapang Mauk menjadi lebih baik. Tempat pelelangan ikan dibangun lebih besar, lebih bersih dan lebih nyaman. Dana APBD Pemkab Tangerang juga dikucurkan untuk merehabilitasi 71 rumah nelayan yang dulu kumuh kini menjadi rumah permanen. Catnya warna-warni, mirip pelangi. Lengkap dengan fasilitas MCK yang memadahi. Halaman rumah juga layak. Bisa untuk bermain anak-anak. Puskesmas dan fasilitas umum lainnya seperti stadion mini Mauk pun direhabilitasi menjadi lebih baik. Akses jalan menuju Mauk juga mulus. Sudah tidak seperti dulu yang banyak lubang. Warga Ketapang dan sekitarnya yang punya produk UKM juga dibina. Saat Ketapang menjadi kawasan wisata, mereka sudah berproduksi dengan konsep yang lebih modern. Di kawasan wisata pun disedikan tempat khusus produk UKM. "Sepuluh tahun kami membangun Ketapang, Mauk ini," kata Bupati Tangerang A.Zaki Iskandar, akhir pekan kemarin. Untuk membenahi Kecamatan Mauk, khususnya Desa Ketapang terdapat lima program yang dilaksanakan. Pertama adalah Gebrak Pakumis Plus (Gerakan Bersama Rakyat, Atasi Kawasan Padat, Kumuh dan Miskin) yang menangani permasalahan kawasan permukiman kumuh seperti rumah tidak layak huni, prasarana sarana dan utilitas yang buruk. Lalu, Gerbang Mapan (Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai) yang mempercepat pertumbuhan infrastruktur masyarakat pantai. Ketiga adalah Tangerang Mantap (Tangerang Mandiri, Tahan Pangan) yang mengembangkan kawasan agropolitan dengan fokus pembangunan sentra hortikultura. Pejabat dari 9 negara anggota PEMSEA yang datang ke Ketapang, Mauk pun terpesona melihat Ketapang yang berubah total. Akhir kemarin, perwakilan 9 negara dari Malaysia, Filipina, Kamboja, Timor Leste, Korea Selatan, Jepang, China, Vietnam, datang ke Kabupaten Tangerang untuk mengikuti forum Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) Forum 2022. PEMSEA adalah organisasi negara-negara yang mempunyai kawasan pesisir laut. Dalam forum PEMSEA PNLG ini dibahas bagaimana merehabilitasi kawasan pesisir laut yang kumuh. Ketapang Urban Aquaculture pengunjung bisa menikmati hamparan hijau hutan mangrove plus hamparan tambak bandeng dan udang menjadi pemandangan indah. Wisatawan bisa melihatnya dari atas jembatan melingkar atau Fying Deck di atas hutan mangrove. Dari jembatan melingkar itu terhubung ke jembatan lingkar lainnya. Jembatan itu berada di tengah hutan mangrove. Kawasan itu kini berubah nama menjadi Ketapang Urban Aquaculture. Konsepnya, konservasi mangrove sekaligus tempat untuk ekowisata atau kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek koservasi. Di Ketapang Urban Aquaculture, pengunjung disediakan jalan berupa Flying Deck yang terbuat dari papan kayu untuk menyusuri hutan mangrove. Puas menikmati hijaunya mangrove, pengunjung nantinya bisa menyewa perahu kano dan sepeda air untuk sekadar mencari keringat bersama keluarga, saudara, teman maupun sahabat. Ada jogging track yang sebagian memutari kawasan seluas 14 hektare. Lelah setelah bermain, jogging, berswafoto pengunjung dapat menikmati wisata kuliner di lokasi ini. Mulai dari produk-produk berbahan baku mangrove sampai makanan minuman khas Mauk. Di Ketapang Urban Aquaculture, juga terdapat tempat pembudidayaan udang vaname dan ikan bandeng. Kolam seluas 5.000 meter persegi untuk membudidayakan udang vaname. Dan kolam seluas 3.000 meter persegi untuk membudidayakan ikan bandeng. (zky/rud)

Sumber: