Benyamin Launching Sayembara Desain Penataan Kawasan Bundaran Maruga

Benyamin Launching Sayembara Desain Penataan Kawasan Bundaran Maruga

CIPUTAT,TANGERANGEKSPRES.CO.ID-Pemkot Tangsel bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Banten dan PT Propan Raya melaksanakan sayembara desain arsitektur yang mengangkat tema “Sayembara Desain Penataan Kawasan Bundaran Maruga”. Launching Sayembara Desain Penataan Kawasan Bundaran Maruga dilaksanakan di Aula Blandongan Balai Kota, Senin (1/8). Launching ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wahyunoto Lukman mengatakan, sayembara desain penataan kawasan Bundaran Maruga bertujuan untuk menjaring rancangan desain dari profesional arsitek yang ada di seluruh Indonesia. "Dari sayembara ini diharapkan diperoleh desain kawasan Bundaran Maruga yang dapat merepresentasikan karakter kawasan setempat menjadi salah satu etalase kota yang dapat menciptakan Kota Tangsel sebagai kota cerdas, modern dan religius dengan tetap memperhatikan budaya di Tangsel," ujarnya, Senin (1/8). Wahyunoto menambahkan, sayembara dimulai 1 Agustus sampai akhir September mendatang dimana jadwal dan detail telah ditayangkan di website Sayembarataman.tangerangselatan.co.id. "Ini sayembara konsep desainnya dulu. Total hadiahnya Rp 110 juta. Bisa jadi konsep lain dipadukan dan dijadikan DED untuk dibangun secara fisik," tambahnya. Masih menurutnya, dalam sayembara tersebut pihaknya menggandeng unsur profesional , arsitek Benten, akademi dan budayawan sebagai juri. "Dari berbagi unsur tadi mengkombinasikan sesuai syarat-syarat dan unsur. Itulah nanti yang akan didesain oleh arsitek," jelasnya Sementara itu, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, Kota Tangsel saat ini belum memiliki identitas kota sebagai simpul gerbang yang seharusnya sebagai gerbang kota menuju kawasan pusat pemerintahan. "Sehingga Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup merasakan perlu untuk merepresentasikan hal itu dengan diadakan sayembara," ungkapnya. Pria yang biasa disapa Pak Ben ini menambahkan, pembangunan yang berhasil adalah pembanguan yang tidak tercabut dari budayanya. Kota Tangsel sebagai daerah baru harus punya identitas kota dan pihaknya ingin mempresentasikan dalam sebuah bangunan arsitektural yang desainnya dilombakan. "Di bundaran Maruga itu ada lima jalan, sebetulnya Bundaran Maruga itu simpang lima kita. Kalau hasil sayembara ini mengharuskan Pemkot melakukan penataan dikawasan itu maka secara bertahap itu akan kita lakukan sesuai dengan aturan dan anggaran yang tersedia," ungkapnya. Bila melihat Indonesia, Pak Ben mengaku Kota Tangsel merupakan miniaturnya Indonesia. Karena, dari perspektif demografis Kota Tangsel sekarang dihuni hampir semua kultur yang ada di Indonesia. Kota Tangsel juga berbatasan dengan Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Depok dan Bogor yang sudah lama berdiri. "Saya memulai lomba desain Bundaran Maruga sebagai sentral atau pusat ciri khas, dari sisi arsitektural nanti kita lihat seperti apa hasilnya. Mudah-mudahan hasilnya bisa menjadi landmark Kota Tangsel ke depan," ungkapnya. "Konsep kita ya kepada vegetasinya, konsepnya adalah bangunan infrastruktur konstruksi fisiknya digabungkan dengan lingkungan wilayah dan digabungkan dengan vegetasi khas Tangsel, yakni pohon Putat," ungkapnya. "Dasar disayembarakan kawasan Bundaran Maruga ini karena Kota Tangsel harus punya icon, sebagai daerah otonom baru Tangsel secara fisik konstruksi harus punya sesuatu yang bisa dijadikan kebanggan masyarakat," tutupnya. Ditempat yang sama, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Banten Pierre A. Pongai mengatakan, mengaku pihaknya senantiasa mendukung penuh pelaksanaan sayembara tersebut dan diharap menghasilkan karya yang berkualitas. "Sayembara desain arsitektur merupakan kompetisi ide, gagasan dan konsep yang dituangkan dalam bentuk rancangan dan desain yang mengacu kerangka acuan yang dibuat dalam dokumen sayembara," ujarnya. Pierre menambahkan, sayembara menjadi salah satu bentuk pelibatan masyarakat terutama masyarakat ahli dan dalam kontek sayembara desain itu melibatkan arsitek. "Sehingga harapannya pembangunan dapat dilakukan dengan dukungan dari masyarakat ahli dan tentu akan meningkatkan rasa memiliki yang tinggi," jelasnya. Sementara itu, Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto mengatakan, sayembara desain penataan kawasan Bundaran Maruga sudah sejak 2 tahun lalu dibayangkan. "Sayembara ini untuk menciptakan ruang, mulai dari menarik, aktraktif, warna menarik dan bisa menciptakan tempat itu sebagai tempat beraktifitas, memiliki makna cerdas, modern dan religius harus ada. Sehingga ruang ini punya makna," ujarnya. Yuwono menambahkan, setelah didesain diharapakan setiap orang yang melihat akan selalu ingat bila bundaran itu ada di Kota Tangsel. "Ini harus jadi icon Tangsel mendatang," jelasnya. (bud)

Sumber: