Dipimpin Imam Samudera, Kumpala Petir Taklukan Pangrango

Dipimpin Imam Samudera, Kumpala Petir Taklukan Pangrango

CIANJUR, TANGERANGEKSPRES.CO.ID-Bertualang di alam bebas seperti mendaki gunung, menyimpan kenangan tersendiri. Apalagi, aktivitas yang membutuhkan fisik prima ini, dilakukan oleh orang yang tak lagi dibilang muda. Maka tak heran, keberhasilan Kumpala Petir, tim pencinta alam asal Petir, Kota Tangerang, yang berhasil menaklukkan puncak Gunung Pangrango menyimpan epik tersendiri. Berikut perjalanan mendaki Pangrango dikisahkan Hasanudin Bagol, Manajer Pemasaran Tangerang Ekspres yang tergabung dalam Kumpala Petir. Tim Kumpala Petir berjumlah 11 orang. Rata-rata usia kami 40-50 tahun. Di tim ini, rata-rata warga setempat. Namun, ada satu WNA Jepang, Akay Sigenori alias Kinoy, warga Kompleks Metland, Kota Tangerang. Bagi Bagol dan sepuluh rekannya, perjalanan ini, menjadi sangat berkesan. Karena yang pertama dilakukan. Sebelumnya Kumpala Petir hanya mendaki Gunung Gede, yang berdampingan dengan Pangrango. Secara geografis, Gunung Pangrango ini letaknya bersebelahan dengan Gunung Gede. Paling dasar, perbedaan kedua gunung ini pada ketinggiannya. Pangrango lebih tinggi dari Gunung Gede, yaitu dengan ketinggian 3.019 MDPL sehingga sangat sedikit peminatnya untuk mendaki. Selain itu, juga karena jalan yang menanjak dan licin sehingga sangat sedikit pendaki yang mau kesana. "Karena Gede sudah sering, makanya ke Pangrango," kata Gayo yang akrab disapa Imam Samudera, Ketua Tim Ekspedisi Gunung Pangrango Kumpala Petir. Perjalanan menuju ekspedisi Pangrango pun, lama dibincangkan tim. Setelah tiga kali mendaki Gunung Gede, akhirnya seluruh tim sepakat untuk menjamah ketinggian Pangrango. Akhirnya, Sabtu 4 Juni 2022, tim Kumpala Petir melakukan pendakian ke gunung Pangrango di daerah Jawa Barat, tepatnya wilayah Cianjur. Pendakian dimulai sejak pukul 7 pagi dari basecamp Parsapalas di Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Setelah seharian pendakian, akhirnya kami sampai di basecamp Kandang Badak pada sore harinya, tepatnya pukulĀ 16.35 WIB. Perjalanan ini, sejatinya tidak sesuai rencana. Scedule yang kami rencanakan molor sampai 2 jam. Setibanya di Kandang Badak, kami langsung mendirikan tenda. Lanjut memasak untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Karena sudah semakin sore, akhirnya kami ngecamp di pos Kandang Badak untuk beristirahat tidur karena paginya kami harus melanjutkan perjalanan menuju puncak Pangrango. Minggu, 5 Juni 2022 pagi, sekira jam 07.00 WIB, kami mulai melanjutkan perjalanan ke puncak Pangrango. Sekitar jam 13.00 kami sampai di puncak. Hati pun terasa lega, karena perjuangan yang cukup sulit selama dua hari perjalanan bisa kami taklukkan. Setelah istirahat, berswafoto untuk mengabadikan momen di sana, kami pun kembali turun ke base camp Kandang Badak. Dan, siap siap berkemas melanjutkan untuk turun kembali. Perjalanan turun ini sangat luar biasa tantangannya. Karena sepanjang perjalanan hujan turun, membuat jalan yang sudah licin semakin tambah licin. Banyak juga dari para pendaki yang harus dievakuasi oleh tim rescue. "Alhamdulillah kami sampai selamat tidak kurang suatu apapun di bash camp Parsapalas jam 20.00 WIB," kata Imam Samudera. "Ini yang pertama ikut mendaki. Capek. Badan pada sakit. Kagak sampe-sampe," kata Kinoy yang WNA Jepang ini. Imam Samudra pun mengucapkan rasa syukur atasĀ  kelancaran pendakian kali ini. "Alhamdulillah, kita bisa menaklukkan Pangrango. Dari berangkat lengkap dan sampai akhir pulang kita juga lengkap," ungkapnya. Menurut Imam, dari awal banyak yang gak yakin kalau tim bakal berhasil menaklukkan Pangrango. "Sampai kembali bahkan ada yang gak percaya kalau sudah sampai puncak. Baru setelah lihat foto pada percaya," kata Imam lagi. (gol/esa)

Sumber: