Normalisasi Sungai Hadapi La Nina, 19 Kecamatan Rawan Banjir

Normalisasi Sungai Hadapi La Nina, 19 Kecamatan Rawan Banjir

TIGARAKSA – Memasuki musim penghujan, kewaspadaan dan kesiagaan perlu dikedepankan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi bencana di Lapangan Mualana Yudha Negara, Jumat (5/11). Salah satunya menghadapai bencana banjir akibat badai La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik. Peringatan peningkatan curah hujan lokal yang dipengaruhi badai tersebut sudah diberikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Tangerang. Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, sudah mempersiapkan langkah pencegahan dan penanganan termasuk rehabilitasi bangunan apabila terjadi bencana. Ia mengungkapkan, upaya mitigasi bencana sudah dilakukan menjelang masuknya musim penghujan. Menurutnya, keberadaan Indonesia dalam cincin api (ring of fire) memiliki kerawanan yang tinggi untuk terjadi bencana selain banjir di musim penghujan. Letak geografis Indonesia  masuk dalam mitigasi bencana khususnya di Kabupaten Tangerang. "Kalau sekarang yang paling dekat adalah masalah kerawanan titik-titik banjir yang sudah kita antisipasi dengan melakukan berbagai macam kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana. Yaitu normalisasi sungai, irigasi dan saluran air," katanya kepada awak media usai apel siaga bencana. Zaki menerangkan, masih ada beberapa titik kerawanan banjir yang perlu dilakukan kerja sama dengan TNI dan polisi serta dengan seluruh perangkat daerah sampai ketingkat desa. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi titik kerawanan banjir akibat peningkatan curah hujan lokal yang dipengaruhi badai La Nina. "Penaganan banjir lebih kepada infrastruktur, saluran air dan irigasi yang ada. Walaupun kita sudah tahu titik-titkk kerawannya mudah-mudahan bisa kita minimalisir," jelasnya. Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Bambang Sapto mengatakan, terkait La Nina memang yang perlu diwaspadai adalah bencana Hidrometeorologi. Ia mengungkapkan, peringatan dini sudah dikeluarkan BMKG. "Di Kabupaten Tangerang sendiri puncaknya La Nina di Februari hingga Maret. Tetapi, kita waspada dari sekarang dan kita sudah mulai antisipasi dengan pembentukan desa tangguh bencana dan sudah berjalan beberapa desa," katanya. Ia menjelaskan, sulit mensinkronkan seluruh elemen masyarakat apabila terjadi bencana banjir. Karenanya, ia sudah mempersiapkan dengan mitigasi bencana sebaik mungkin. Ia menuturkan, dari data hasil mitigasi terdapat 19 kecamatan yang masuk kategori rawan. "Perahu karet sudah diperbaiki 8 unit jadi posisi standby total sampai ada 16 unit. Karakteristik wilayah di Kabupaten Tangerang lebih mudah evakuasi dengan perahu karet ketimbang berbahan fiber yang dinilai tidak praktis. Mitigasi bencana sudah kita buat sampai ke tingkat desa tidak hanya tingkat kecamatan," pungkasnya. (sep/din)

Sumber: