Ratusan Pelajar Menyusup

Ratusan Pelajar Menyusup

TANGERANG-Demonstrasi mahasiswa dan buruh disusupi penumpang gelap. Ada sekelompok pelajar yang masuk dalam barisan pendemo. Mereka berasal dari pelajar SMP, SMA dan SMK negeri dan swasta. Polisi berhasil mendeteksi dan mengamankannya. Ada ratusan pelajar yang menyusup di demonstrasi yang terjadi di Kota dan Kabupaten Tangerang, Kamis (8/10). Puluhan pelajar yang akan ikut aksi ke Jakarta bersama buruh dan mahasiswa, diamankan Polres Metro Tangerang Kota. Mereka ditangkap di beberapa titik. Belajar online yang masih berlaku, dimanafaatkan oleh para pelajar ini untuk ikut demo. Ajakan demo dari medsos seperti Instagram dan juga WhatsApp Grup, telah memprovokasi mereka. Wakapolres Metro Tangerang Kota AKBP Yudistira mengatakan, pelajar ini diamankan di beberapa lokasi di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. "Pelajar ini dari Jatiuwung, Sepatan, Teluk Naga, dan juga Batuceper. Mereka kami amankan karena terlihat hendak ikut aksi demo ke Jakarta,"ujarnya saat di temui Tangerang Ekspres di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis (8/10). Yudistira menambah, bukan hanya pelajar, beberapa pemuda yang tidak bekerja ataupun sekolah juga diamankan. Hal tersebut mengantisipasi adanya penyusup. "Setelah kami amankan, kami lakukan rapid tes. Untuk memastikan apakah ada yang terpapar virus Corona. Selanjutnya kami panggil orangtua mereka untuk menjemputnya," ungkapnya. Ia menjelaskan, pengamanan para pelajar agar mereka aman. Jika dibiarkan mereka bisa menjadi korban jika terjadi kerusuhan di Jakarta. "Kami mengimbau, agar orangtua bisa memantau aktivitas anaknya. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban dan juga hasutan oknum yang tidak bertanggungjawab,"tutupnya. Sebanyak 86 pelajar dimankan petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Kamis (8/10). Para pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA ini, mengaku ingin ikut demo di gedung DPR RI, Jakarta. Mereka diamankan di tiga lokasi. Satu di antaranya seorang siswi. Kapolsek Sepatan AKP I Gusti Moh Sugiarto mengungkapkan siswi itu berinisial SA. Anak kelas 9 di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. "SA bentuh fisiknya mirip anak laki-laki. Mulai dari pakaiannya, pakai kaos. Lalu gaya rambutnya, potongan gaya rambut anak laki-laki. Jadi, kalau yang tidak kenal SA, tidak akan tahu kalau dia perempuan," kata Gusti, kepada Tangerang Ekspres. Gusti menjelaskan, diketahuinya identitas SA terungkap setelah ia menolak saat diperintah membuka kaos seperti para pelajar pria lainnya. "Kenapa kamu enggak mau buka kaos? Tanya petugas kepada SA. Lalu SA menjawab, "Saya perempuan pak," jawabnya. Saat itulah petugas baru tahu SA adalah perempuan. Gusti mengatakan setelah diinterogasi, para pelajar ini tidak tahu tentang UU Omnibuslaw. Gusti membeberkan, para pelajar yang berhasil diamankan di wilayah hukumnya ini, berasal dari sejumlah sekolah negeri ataupun swasta tingkat SMP dan SMA di Kecamatan Sepatan, Sepatan Timur, Pakuhaji, Mauk, Rajeg dan Sukadiri. Setelah diamankan, seluruh para pelajar dihukum push-up. "Lalu dipotong rambutnya. Tak lupa juga, mereka kami tes rapid yang dilakukan oleh tim medis. Hasilnya, dua pelajar reaktif asal Pasar Kemis dan Rajeg," ungkap Gusti. Para orangtua kemarin datang ke mapolsek untuk menjemput anaknya. Seorang orang tua siswa mengaku, anaknya yang masih duduk si bangku SMP swatas. Awalnya, anaknya itu minta izin ingin nonton demo di DPR RI. "Ya udah, saya izinkan. Tapi sudah saya pesan agar jangan ikut-ikutan. Eh..siang tadi (kemarin), saya dapat kabar anak saya diamanin petugas di kawasam Akong Cadas, katanya ikut demo. Saya datang untuk jemput pulang anak saya," tuturnya, polos. (ran/zky)

Sumber: