Stok Pangan Aman

Stok Pangan Aman

TIGARAKSA – Pemerintah Kabupaten Tangerang (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), optimis stok sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) tersedia di pasaran. Klaim tersebut dikeluarkan setelah turun langsung ke pasar tradisional di Kabupaten Tangerang. Diantaranya, Pasar Gudang Tigaraksa, Curug, Cikupa, Kelapa Dua dan Balaraja. Kepala Seksi Bahan Pokok dan Logistik Diperindag Kabupaten Tangerang, Apid mengatakan, stok sembako dan kebutuhan lainnya masih tersedia di pasaran. Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak terlalu berpengaruh pada ketersediaan pemenuhunan kebutuhan warga dari pasar. “Berdasarkan informasi dari pedagang untuk bahan pokok masih aman. Artinya stok tersedia dan tidak ada kelangkaan barang di pasar. Memang ada kenaikan di beberapa bahan kebutuhan, namun juga ada penurunan harga dan masih dalam batas wajar,” katanya kepada Tangerang Ekspres, Senin (10/8). Data yang diterima Tangerang Ekspres, terjadi penurunan harga di komiditi beras jenis IR 64 KWIII dari sebelumnya Rp10.600 kini Rp.10 ribu per kilogram. Tidak hanya itu, gula pasir lokal pun mengalami penurunan harga dari Rp15 ribu menjadi Rp14 ribu setiap kilogramnya. Penurunan harga juga terjadi pada Ayam Kampung dari Rp67 hingg Rp75 ribu kini berkisar di Rp60 ribu hingga Rp65 ribu per ekornya. Harga telur ayam boiler juga mengalami penurunan dimana sebelumnya Rp25 ribu sekarang berkisar di Rp24 ribu per kilogramnya. Sedangkan, kenaikan harga terjadi di minyak goreng curah dari Rp11 ribu menjadi Rp12 ribu per kilogramnya. Tepung terigu kualitas medium juga mengalami kenikan harga menjadi Rp8 ribu menjadi Rp10 ribu per kilogramnya. Kenaikan juga terjadi pada cabe merah keriting dari sebelumnya Rp23 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogramnya. Tidak hanya itu, harga Bawang merah pun ikut melonjak dari Rp30 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogramnya. “Hasil survei data dari pedagang ini kita laporkan kepada pimpinan dan provinsi. Adapun untuk tindakan seperti operasi pasar atau semacamnya itu ada di provinsi. Data ini kita terus up date atau perbarui seminggu sekali dan dilaporkan setiap Senin,” ujar Apid. Sementara, pegadang sembako Pasar Gudang Tigaraksa, Iwan menjelaskan, penurunan pembeli terjadi pada awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, kata dia, beberapa bahan pokok terpaksa dibeli dengan harga tinggi dengan dalih stok berkurang. “Kita kan harian jualannya. Untuk sekarang lebih baik dari April jumlah masyarakat yang beli sembako. Walaupun penurunan omzet namun masih dibilang lebih baik karena masyarakat mampu beli padahal harga naik. Untuk stok biasanya memang suka dipermainkan buat kita pengecer membeli barang haranga lebih tinggi,” jelasnya. (sep/mas)

Sumber: