Presiden Tinjau Kesiapan Kenormalan Baru di Masjid Istiqlal, Kehidupan Baru Akan Datang
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa meminta masyarakat disiplin untuk menerapkan protokol normal baru (new normal) terkait pandemi virus Corona (Covid-19). Dia bahkan memberi isyarat agar masyarakat siap menghadapi new normal dalam waktu dekat. "Kehidupan baru akan datang dalam beberapa pekan bahkan beberapa hari lagi. Beberapa daerah sudah ada yang mempraktikan hal tersebut," kata Suharso dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/6). Dia menuturkan protokol kesehatan yang akan diterapkan dalam waktu dekat tidak terlalu rumit, yaitu jaga jarak (social-physical distancing), cuci tangan hingga bersih, dan memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Lebih lanjut, politisi PPP tersebut menyampaikan protokol kesehatan baru tersebut diterapkan di tempat ramai (kerumunan) seperti pasar atau mall, serta tempat ibadah, seperti masjid, gereja, wihara, dan lainnya. Menurutnya, tempat ibadah sudah pasti memiliki ketentuan sendiri. "Di setiap pasar rakyat atau mall juga begitu. Pihak manajemen pasti punya standar protokol kesehatan yang diberlakukan. Tidak ada hal yang rumit di dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam kehidupan yang akan datang" ujarnya. Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo menyambangi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dalam rangka meninjau kesiapan penerapan prosedur kenormalan baru di sarana ibadah. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga memeriksa perkembangan proyek renovasi masjid tersebut setelah sebelumnya dikunjungi Presiden pada awal Februari 2020 lalu. "Sampai hari ini telah selesai kurang lebih 90 persen dan renovasi besar ini akan diselesaikan insyaallah nanti di awal bulan Juli," kata Presiden saat memberikan keterangan. Namun, hingga saat ini belum diputuskan apakah nantinya masjid Istiqlal akan langsung dibuka dan dapat digunakan untuk umum setelah renovasi selesai dilakukan pada bulan tersebut. Menurut rencana awal yang disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, apabila tidak ada kendala, pembukaan kembali masjid tersebut selepas renovasi akan dilakukan pada bulan Juli mendatang. Kepala Negara berpesan agar keputusan yang nantinya diambil harus dilandasi oleh data-data ilmiah dan melalui tahapan-tahapan dan protokol yang ketat. "Karena kita tahu bahwa penyebaran Covid sampai saat ini di Tanah Air memang belum semua provinsi dan wilayah bisa dikendalikan," kata Presiden. "Oleh sebab itu, pembukaan baik untuk tempat ibadah maupun aktivitas ekonomi, sekolah, semuanya melalui tahapan-tahapan yang ketat dengan melihat angka-angka kurva dari R0 dan Rt nya. Semuanya memakai data-data keilmuan yang ketat sehingga kita harapkan akan berjalan dari tahapan ke tahapan, dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi sesuai dengan angka-angka yang tadi saya sampaikan," kata Presiden. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta pengelola Masjid Istiqlal untuk menyiapkan sedari sekarang protokol kesehatan yang harus diterapkan para jemaah untuk kenyamanan dan keselamatan bersama. "Tadi saya titip untuk disiapkan protokol-protokol kesehatan sehingga nanti pada saat kita melaksanakan salat di Masjid Istiqlal ini semuanya aman dari Covid," kata Presiden. Untuk diketahui, renovasi lingkungan dan bagian bangunan masjid dengan daya tampung jemaah hingga mencapai 200 ribu orang tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas bangunan masjid sebagai salah satu bangunan cagar budaya sekaligus mendukung peningkatan fungsi aktivitas sosial keagamaan, kantor, dan kegiatan kemasyarakatan. Renovasi yang dilakukan tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden sejak tahun 2019 lalu. Mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga.(rep/Humas Kemensetneg)
Sumber: