Sekolah 2 Sesi Memberatkan Guru, PGRI Usul Masuk Sekolah Digilir

Sekolah 2 Sesi Memberatkan Guru, PGRI Usul Masuk Sekolah Digilir

TANGERANG- Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang menunggu arahan dan aturan dari Kemendikbud perihal penerapan new normal di sekolah. Wacana yang muncul, satu meja untuk satu siswa. Ini berdampak, sekolah menerapkan dua sesi belajar mengajar. Kelas pagi dan siang. Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang Kosrudin mengatakan, penerapan new normal di sekolah tidak mudah. Menurutnya, dengan diberlakukan jaga jarak dengan sistem satu anak satu meja, akan membebani guru. Karena, ruang sekolah tidak cukup. Efeknya, belajar mengajar harus dibagi dua sesi. Sesi pagi dan siang. Ini yang akan memberatkan guru. Sehari harus mengajar dua kali, sesi pagi dan sesi siang. Kosrudin mengungkapkan akan berdiskusi dengan dinas pendidikan agar penerapan new normal tidak memberatkan guru dan bisa berjalan efektif. Sementara penambah guru honorer tidak dimungkinkan. “Aturan baru penambahan guru honorer atas seizin dinas pendidikan. Namun, ketika itu diizinkan kemudian new normal tidak berlaku, apakah guru tambahan tadi diberhentikan. Ini kan masalah juga. Kalaupun ditambah gurunya, honornya siapa yang akan menanggung. Kalaupun memaksa satu meja satu siswa kemungkinan belajar bergilir. Artinya tiga hari tatap muka dan tiga hari belajar online (belajar di rumah),” lanjutnya. Untuk mengatur jaga jarak antar siswa ketika di luar kelas atau sedang beristirahat juga tidak mudah. “Pertanyaan selanjutnya, di luar kelas apakah anak-anak menjaga jarak tidak? Lulumpatan (lari-larian), tatangkepan (tawan-tawanan) segala macam, (main apa saja) budak mah (anak-anak). Tidak mungkin anak-anak mau berjarak satu meter dari temannya, tidak mungkin,” ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres. Ia menjelaskan, tidak efektif penerapan physical distancing atau jaga jarak pada siswa SD dan SMP. Kosrudin menyarankan, agar siswa dikenakan wajib memakai masker dan rajin cuci tangan tanpa ada jaga jarak. “Seberapa efektifkah anak jauh dan dekat. Saya kira kalau memang cukup pakai masker dan rajin cuci tangan. Normal baru ini, harapan saya di dalam kelas seperti biasa tempat duduknya dan jangan jadi beban buat guru,” jelasnya. Kepala Dindik Kabupaten Tangerang Syaifullah mengatakan, secara konsep sudah ada dari Kemendikbud. Namun belum ada aturan resmi. Ia menegaskan, berpegang pada aturan dan petunjuk resmi dari Kemendikbud. “Kita lihat nanti kebijakkan tertulisnya bagaimana. Baru kita akan menerapkan strategi yang disepakati oleh kepala sekolah. Kita akan sosialisasikan aturan baru itu nanti sesuai protokol kesehatan Covid-19. Kita kirimkan melalui email maupun WhatsApp,” katanya kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Kamis (28/5). Adapun, hingga saat ini peliburan sekolah masih berlaku sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat. “Kita akan ikuti petunjuk dan aturan dari kemendikbud yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Konsep kemendikbud yang akan diterapkan sesuai dengan protokol kesehatan belum jelas dan belum pasti aturan tertulis resminya,” lanjutnya. Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang sudah sudah membuat sistem belajar mengajar saat new normal di tengah pandemi Corona. Siswa akan masuk sekolah kembali dengan aturan sesuai protokol kesehatan. Satu siswa satu meja dan menggunakan maskaer selama mengikuti belajar mengajar di sekolah. Kepala Dindik Kota Tangerang Masyati mengatakan, rencana itu masih dalam pematangan dan menunggu keputusan Kemendikbud. "Aturannya di dalam kelas satu siswa akan diberikan satu meja. Jika siswanya 40 maka akan ada dua kelas. Jika tidak cukup, maka akan kami lakukan sistem shift, kelas pagi dan siang. Yang penting bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai protokol kesehatan,"paparnya. Ia menjelaskan, jika ada kekurangan mata pelajaran yang kurang kemungkinan bisa dilakukan secara online seperti sistem yang dilakukan pada saat PSBB. "Kita melihat kondisinya seperti apa. Kalau memang tidak ada kekurangan mata pelajaran maka tidak ada penambahan mata pelajaran dengan sistem online. Jika kurang maka akan kami tambah sistem online agar siswa tidak kekurangan mata pelajaran,"ungkapnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel juga telah menyiapkan skenario dalam menghadapi new normal untuk pelaksanaan belajar mengajar di sekolah. Setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir 31 Mei, siswa akan kembali masuk sekolah. Kepala Dindikbud Kota Tangsel Taryono mengatakan, beberapa skenario new normal sudah dibuat dan sedang dikaji serta dipelajari oleh walikota. "Skenario new normal ini akan dilakukan mulai tahun ajaran 2020-2021 pada 13 Juli mendatang," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (28/5). Taryono menambahkan, 4-10 Juni merupakan penilaian akhir tahun (PAT) dan dilakukan secara daring. Dan pengumuman kenaikan kelas pada 19 Juni dan selanjutnya siswa libur dan tahun ajaran baru dimulai 13 Juli untuk semua jenjang. Saat tahun ajaran baru mulai diberlakukan new normal dan saat masuk sekolah juga ada tahapannya. Di mana siswa harus sering cuci tangan, jaga jarak, pakai masker dan lainnya. "Yang paling umum adalah masa transisi yang awalnya belajar di rumah sekarang di sekolah," tambahnya. Masih menurutnya, tahap awal dua minggu disebut masa transisi, yakni sebagian siswa masuk sekolah dan sebagian belajar di rumah. Jadi hanya satu hari masuk sekolah dalam satu pertama minggu, dan sisanya siswa belajar dari rumah. Setelah itu, dua minggu kemudian disebut siklus pertama yakni minggu ketiga, empat, lima dan enam. Dalam siklus pertama ini tiap anak belajar di sekolah hanya dua hari per minggu dan selebihnya belajar dari di rumah. Sedangkan siklus kedua, yakni minggu ke 7 dan 8 setiap siswa belajar di sekolah empar hari per minggu. "Setiap sekolah memulai masa transisi berbeda dan tergantung kondisi sekolah, jumlah siswa, jumlah ruang di sekolah," jelasnya. Mantan Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Tangsel ini menjelaskan, setelah kembali normal sesuai keputusan daerah, maka sekolah akan dibuka dan siswa masuk setiap hari. Namun, ini akan dievaluasi. Bila ada kasus Covid-19 maka sekolah akan berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan Covid-19, apakah akan ditutup atau seperti apa. "Saya berharap sekolah swasta juga bisa mengikuti skenario yang kita buat. Detail skenario tiap fase sedang kita matangkan. Jadi saat tahun ajaran baru sudah bisa diterapkan untuk memasuki new normal," ungkapnya. (sep/ran/bud)

Sumber: