Seruan PSBB Tak Diindahkan, Salat Tarawih Tetap Dilaksanakan

Seruan PSBB Tak Diindahkan, Salat Tarawih Tetap Dilaksanakan

TIGARAKSA – Di tengah penyebaran pandemi Covid-19 pelaksanaan salat tarawih di musala maupun masjid di wilayah Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang tetap dilaksanakan. Hal ini tentu bertolak belakang dengan seruan pemerintah Kabupaten Tangerang, yakni selama PSBB masyarakat diminta untuk melaksanakan ibadah di rumah masing-masing. Ditambah larangan ini juga telah disampaikan oleh MUI Kabupaten Tangerang, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Tangerang. Namun pelaksanan salat tarawih yang berlokasi dekat dengan kantor Kecamatan Tigaraksa ini tetap berjalan. Salah satu jemaah, Safein membenarkan, ikhwal adanya pelaksanaan salat tarawih di masjid di wilayah Kecamatan Tigaraksa. Kata Safein, pelaksanaan salat tarawih ini berlangsung sekitar 30 menit usai pelaksanaan salat Isya berjamaah. “Betul mas salat tarawih dilaksanakan, jumlah jemaah yang ikut sekitar 4-5 saf,” ujarnya saat ditemui wartawan. Dalam pelaksanaannya, kata Safein, terkesan singkat, karena kuliah tujuh menit atau ceramah yang biasa dilakukan ditiadakan. Adapun rakaat yang dipakai saat pelaksaan salat tarawih hanya berjumlah 11 rakaat plus witir. Sementara itu, Camat Tigaraksa saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya aktivitas salat tarawih di masjid dekat kantor kerjanya tersebut. “Saya akan cek dan komunikasi dengan MUI dan unsur muspika lainnya,” kata Rahyuni. Menurutnya, saat berlangsungnya PSBB ini seharusnya segala bentuk ibadah dilakukan di rumah masing-masing dengan melibatkan keluarga inti. Sebelumnya, kata dia, MUI Kabupaten Tangerang pun telah menyerukan hal serupa. “Salat Jumat saja sudah dilarang, apalagi ini salat tarawih berjamaah,” tuturnya. Agar tidak terulang kembali, kata Rahyuni, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan unsur muspika. Pihaknya akan mengimbau kepada seluruh pengurus dan jemaah masjid di Kecamatan Tigaraksa untuk melaksanakan salat tarawih di rumah masing-masing. “Sosialisasi telah dilakukan, namun lagi-lagi tergantung bagaimana kepercayaan masing-masing pemuka agama. Memang hal ini agak susah dilaksanakan,” tutupnya. Namun Rahayu tetap meminta kepada masyarakat agar memiliki kesadaran tidak melaksanakan salat tarawih berjamaah di masjid maupun di musala. Untuk sementara ini, dirinya meminta cukup salat tarawih di rumah saja. Bagitu juga dengan tadarusan yang biasa dilaksanakan saat bulan Ramadan. Hal tersebut diharapkan untuk memutus mata rantai Covid-19. “Saya juga meminta kepada para pemuka agama atau ulama, agar mengimbau masyarakat untuk beribadah di rumah saja selama Ramadan saat ini. Termasuk salat tarawih dan juga tadarusan. Insya Allah dengan tidak mengurangi pahalanya,” tegas Rahayu. (mas)

Sumber: