Satpol PP Kedepankan Sinergitas

Satpol PP Kedepankan Sinergitas

TIGARAKSA – Satpol PP dan Satlinmas baru saja berulang tahun ke-70 dan 58 tahun pada pertengahan Maret lalu. Memasuki usia matang, Satpol PP dituntut cepat dan tepat serta efektif dalam penegakkan peraturan daerah (perda). Kasatpol PP Kabupaten Tangerang, Bambang Mardi mengatakan, pembentukan 12 satuan tugas penegakkan perda dinilai efektif. Ia menerangkan, satgas ini mencakup kinerja bidang satlinmas, Gakda dan trantibum. Satgas ini dinamakan satgas singa santun dimana, kata Bambang, dalam penegakan perda menghindari bentrokan. “Jadi keetiga bidang ini berkolaborasi jadi sistem kolaboratif dimana semuanya memiliki fungsi yang sama berujung pada penegakkan perda,” terang mantan kadishub ini kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Senin (13/4). Ia menerangkan, satlinmas dalam tugas dan wewenang berporos perlindungan warga dalam memitigasi yang berkaitan bencana alam maupun wabah penyakit menular. Termasuk mengkaji dampak ketertiban umum atas pelanggaran perda. Adapun bidang Gakda memiliki tugas dan wewenang penegakan perda yang bersifat indoor seperti tempat karaoke, panti pijat, atau bangunan yang tidak memiliki izin. Berbeda dengan bidang trantibum yang mengekan perda outdoor. “Bidang trantibum langsung action dalam tindakannya tidak perlu ada pemanggilan. Seperti penertiban bangunan liar, atau pedagang kaki lima,” jelasnya. Lanjutnya, akan ada pelatihan guna meningkatkan pengetahuan pegawai negeri sipil (PNS) maupun honorer tentang tehnis penegakan perda. Baik perda bersifat yustisi maupun non-yustisi yang berjumlah sekira 200 perda. “Termasuk meningkatkan jumlah personel penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang saat ini kita miliki 6 orang. Kiprah Satpol PP di tunggu warga yang berdampak pada ketertiban umum. Semua yang melanggar perda otomatis mengganggu ketertiban umum,” terang pria yang hobi olahraga tenis meja. Bambang menerangkan, pembinaan dan pengarahan dilakukan saat apel setiap Selasa. Akan tetapi, menurutnya, guna meningkatkan kekompakan perlunya teladan dari pejabat internal. Ia juga menerapkan hirarkinya organisasi. “Kekompakan juga berangkat dari teladan pejabat di internal. Misalnya, tidak ada lagi staf melaporkan pekerjaan langsung ke kasat. Jadi ada hirarkinya. Sehingga wibawa kepala bidang maupun pejabat lain muncul dengan sendirinya. Kekompakan akan muncul denga sistem kolaborasi antar bidang,” tutupnya. (sep/mas)

Sumber: