Polisi Gagalkan Tawuran Pelajar

Polisi Gagalkan Tawuran Pelajar

TIGARAKSA - Aksi tawuran pelajar di Kabupaten Tangerang makin menjamur. Mereka tidak kenal kapok, khususnya siswa SMP. Padahal, sebelumnya sudah ada satu pelajar meninggal dunia saat tawuran antar pelajar. Puluhan remaja lari terbirit-birit setelah hendak tawuran dibubar paksa oleh kepolisian. Tepatnya, di Jalan Raya Cibadak, Desa Pasir Nangka, pekan lalu. Mereka berasal dari tiga sekolah swasta maupun negeri di Kecamatan Tigaraksa. Mereka membawa balok kayu, besi panjang, dan batu. Video aksi kocar kacir para remaja itu viral di grup WhatsApp. Direkam oleh salah satu remaja yang hendak tawuran. "Woyy lari ada polisi, mundur-mundur. Warga juga ngepung, lari-lari woyy," teriak salah seorang remaja di video berdurasi 21 detik itu. Kanitreskrim Polsek Tigaraksa, Iptu Bambang Sutrisno mengatakan, remaja yang terlibat tawuran merupakan pelajar SMP. Awal mula tawuran diketahui untuk memperingati hari ulang tahun sekolah. "Tidak ada motif balas dendam. Hanya adu gengsi antar sekolah," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (9/2). Bambang mengatakan, aksi tawuran pelajar ini diketahui hasil laporan warga. Saat disambangi polisi, remaja langsung lari kocar-kacir. Namun, enam pelajar berhasil diamankan. Menurutnya, pertikaian diawali aksi cek-cok saat gerombolan pelajar merayakan ulang tahun sekolah. "Mereka mencegat truk bak terbuka. Berkeliling dan saat perjalanan pulang, terlibat aksi saling ejek. Setelah dilakukan pembinaan, enam pelajar kita pulangkan ke rumah masing-masing," ungkapnya. Ia melanjutkan, pertikaian antar pelajar SMP ini berawal saat siswa SMP Nurul Fallah, yang menurut informasi tengah merayakan hari ulang tahun sekolahnya itu secara bergerombol menumpang mobil bak terbuka. Entah apa penyebab pastinya, sambung dia, kemudian mereka terlibat cek-cok dengan siswa SMP Pembangunan Tigaraksa. Ia memastikan, puluhan remaja tidak membawa senjata tajam saat tawuran. Dikarenakan, rencana aksi baku hantam secara spontan atau tidak direncanakan. Bambang mengimbau, orang tua siswa selalu mengawasi anak mereka ketika pulang sekolah. "Mari kita sama-sama cegah aksi tawuran terulang kembali,"tutupnya (mg-10/mas)

Sumber: