Memutus Tren Buruk

Memutus Tren Buruk

MOSKOW-Tren buruk sudah membayangi Portugal sejak kali pertama menjejakkan kakinya di Rusia. Tren buruknya yang susah menang saat laga pertama major tournament gagal diputus Minggu (18/6) saat ditahan imbang Meksiko 2-2. Nah, masih ada satu tren buruk lagi di depan Seleccao das Quinas, julukan Portugal. Tren itu adalah tren susah menangnya ketika bertanding di tanah Rusia. Ya, dalam kurun waktu 12 tahun ini, dari tiga pertandingannya melawan Rusia di kandangnya sendiri, tidak satu pun Portugal mampu menyudahinya dengan kemenangan. Bahkan, dari tiga kali main, dua laga terakhir Cristiano Ronaldo dkk selalu jadi pecundang. Sama seperti gagalnya mereka memutus tren sial laga pertama, apakah kali ini tren susah menangnya di tanah Rusia akan tetap berlanjut? Mereka akan menjawabnya saat bertemu Rusia lagi di Rusia, tepatnya saat matchday kedua Grup A Piala Konfederasi 2017 di Otkrytiye Arena, Moskow, malam nanti WIB (Siaran Langsung RTV pukul 22.00 WIB). “Kami memang harus memenanginya, karena apabila kami menang (kontra Rusia) maka kami tinggal selangkah lagi untuk lolos (ke semifinal). Belum saatnya bagi kami membunyikan alarm,” koar Ronaldo, sebagaimana dikutip ESPN. Dari tiga kali Portugal bermain di Rusia, dia (Ronaldo) dua kali masuk starting eleven. Ronaldo pun belum sekalipun mencatatkan namanya di papan skor bersama timnas pada saat bermain di Rusia. Hanya, Ronaldo menyebut Portugal masih mampu menyulitkan Rusia di depan pendukungnya sendiri untuk lolos ke semifinal Piala Konfederasi untuk pertama kalinya. “Kami harus enjoy dalam mengontrol bola,” sebut Ronaldo yang jadi sentral serangan Portugal di laga pertama. Bukan hanya harus menikmati penguasaan bolanya. Portugal pun harus waspada dengan transisi cepat yang menjadi senjata Sbornaya – julukan timnas Rusia – saat menyerang. Apabila melihat dari permainan Igor Akinfeev dkk ketika mengalahkan Selandia Baru 2-0, kedua gol di laga itu terjadi melalui skema transisi Rusia. Apalagi di lini tengah pelatih Stanislav Cherchesov punya pemain muda yang bertenaga seperti Aleksandr Golovin. Dengan formasi 3-5-2 pergerakan pemain Rusia yang lebih mencair itu pun bisa menyulitkan Portugal. Meski di Piala Konfederasi ini baru diuji Selandia Baru tapi saat uji coba mereka bisa menyulitkan Cile atau Belgia yang lebih berpengalaman. Pekerjaan rumah yang harus digarap Santos adalah bagaimana dia mengoptimalkan aksi dari lini tengah untuk menyuplai bola. Itu sebagai solusi lain agar upaya Ronaldo tidak lagi sia-sia. Santos berharap pemainnya mampu mempertahankan performa sampai akhir laga. “Namun, saya akui, kemarin Meksiko bermain bagus juga,” katanya. Dalam konferensi persnya tadi malam, Cherchesov sudah mempelajari permainan skuad juara Euro 2016 itu ketika bermain melawan Meksiko. “Itu (Portugal melawan Meksiko) adalah laga yang hebat. Mereka tetaplah tim juara Eropa. Lihat saja setelah menghadapi startegi kami,” klaim mantan penjaga gawang timnas Rusia itu, dikutip situs resmi FIFA. Hampir semua pemain Rusia rata-rata sepakat menilai Ronaldo sebagai otak permainan Portugal. Akan tetapi, media-media di Rusia menyebut Fyodor Smodov yang bisa jadi pesaing CR7, inisial nama Ronaldo. Di balik dua gol Rusia lalu, Smodov mampu jadi aktor di baliknya. Satu gol darinya, satu gol dari assists-nya. Smolov menyebut, Portugal akan beda dengan Selandia Baru. Portugal lebih mempunyai pertahanan yang bagus ketimbang Selandia Baru. Dikutip Four Four Two, striker Krasnodar itu meminta rekan-rekannya supaya lebih pintar. “Jangan cuma menyerang, pikirkan cara bertahan lebih kuat,” tutur Smolov. Yang harus dilakukan Rusia, lanjut Smolov, memainkan kombinasi menyerang bertahan lebih bagus lagi. “Saya? Saya tidak pernah merasa seperti pahlawan. Kami belum mendapatkan apapun sekarang, kami baru sekali menang. Kami sekarang harus menghadapi konfrontasi yang besar dengan Portugal,” tambahnya. (jpg)

Sumber: