Surabaya-Kertosono Sudah Bisa Lewat Tol
Berkendara dari Surabaya menuju Kertosono lewat jalan tol menjadi cita-cita besar sebagian warga Jawa Timur (Jatim). Setelah menunggu selama 11 tahun, sejak konstruksi awal 2006, pagi ini (19/6) cita-cita itu bisa terwujud.Kemarin (18/6) Gubernur Jatim Soekarwo melakukan pemeriksaan final. Dipastikan, ruas jalan tol sepanjang 71,74 km itu siap digunakan. Memang, di beberapa titik, ruas jalan tol masih fungsional alias darurat (selengkapnya lihat grafis). Namun, semua ruas sudah cukup mulus karena minimal jalan berbeton. Kekurangan memang masih ada. Misalnya, rambu-rambu dan flyover untuk mengalihkan alur jalan desa. Namun, selama pengendara mematuhi arahan dan aturan pihak yang berwenang, perjalanan dari Surabaya menuju Kertosono dijamin lebih cepat dan nyaman dengan melalui jalan tol itu. ''Secara umum kondisi jalan tol sudah oke untuk dilalui besok (hari ini, Red),'' kata Soekarwo di exit tol Caruban. ''Namun, karena masih ada beberapa kekurangan pada ruas tol fungsional, pengendara harus waspada dan menaati arahan petugas,'' lanjutnya. Tidak hanya di Jatim, ruas jalan tol fungsional di Jawa Tengah juga bisa dilewati. Yaitu, ruas jalan tol Brebes Timur-Gringsing sepanjang 110 km. Baik di Jatim maupun Jateng, ruas jalan tol fungsional akan dioperasikan secara terbatas, yakni pukul 06.00-18.00. ''Sekarang baru siang saja. Pada 22 Juni nanti sampai dengan Lebaran, baru dibuka untuk malam juga. Tentunya dengan penjagaan penuh,'' tegas Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto kemarin. Sebagaimana diketahui, 22 Juni mendatang merupakan hari terakhir kerja kebanyakan karyawan. Diprediksi, pada malamnya, terjadi lonjakan pemudik. Baik yang meninggalkan Jakarta, Surabaya, maupun kota-kota besar lainnya. Kakorlantas Polri Irjen Polisi Royke Lumowa menyatakan, pada hari itu, diperkirakan dari Jakarta saja ada 1,5 juta kendaraan roda empat yang memulai perjalanan mudik. ''Itu prediksi hitungan yang keluar di gerbang tol Cikarang Utama mengarah ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,'' kata Royke. Untuk melewati jalan tol fungsional, pengendara tidak dipungut biaya. Namun, saat memasuki jalan tol yang sudah beroperasi penuh, tarif dikenakan seperti biasa. Antara lain, Waru-Sepanjang (Rp 1.500), Krian-Mojokerto (Rp 15.500), dan Jombang-Bandar Kedungmulyo (Rp 10.000). Meski masih berupa jalan tol fungsional, kualitas jalan sudah cukup baik. Semua setidaknya sudah berbeton. Termasuk lean concrete di ruas Wilangan-Caruban. ''Jauh lebih mulus dibandingkan saat peninjauan terakhir pada 13 Juni lalu,'' kata Soekarwo. Yang harus diwaspadai adalah jembatan bailey di jalur Wilangan-Caruban. Jembatan tersebut hanya bisa dilalui satu kendaraan. Soekarwo mengakui bakal terjadi antrean kendaraan untuk melewati jembatan kecil tersebut. ''Pasti ngantre, tapi ngantrenya nanti di jalan yang besar,'' ungkapnya. Hal lain yang harus diwaspadai dalam menggunakan jalan tol fungsional adalah jembatan penghubung atau underpass di jalan desa yang belum selesai. Total ada 12 crossing jalan desa. Mayoritas baru dipasang tiang dan mistar jembatan. Jalan desa itu masih digunakan masyarakat. Kerap muncul antrean mengular warga desa yang menunggu giliran menyeberang. ''Setiap crossing jalan desa akan dijaga petugas. Mereka yang mengatur,'' kata Direktur Utama PT Jasa Marga Surabaya-Mojokerto (JSM) Budi Pramono. Karena itu, Budi mewanti-wanti seluruh pengguna jalan untuk benar-benar berhati-hati. Menurut dia, petunjuk dan rambu-rambu dari petugas wajib diikuti mengingat batas kecepatan yang dibolehkan adalah 40 km/jam. ''Jangan lebih dari itu karena membahayakan diri sendiri dan orang lain,'' tegasnya. Wakil Gubernur Saifullah Yusuf hari ini bakal meresmikan jalan tol di Jatim. Jalan tol fungsional beroperasi satu arah dari Surabaya menuju Kertosono selama 19-26 Juni, sedangkan arus balik menuju Surabaya diberlakukan pada 27 Juni-3 Juli. Utara Padat, Pesawat Gunakan Jalur Selatan Kepadatan mudik tidak hanya terjadi di jalan darat, tetapi juga udara. Jalur penerbangan utara Jawa yang sudah padat diprediksi tidak bisa menampung tambahan penerbangan. Karena itu, TNI-AU dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) menyiapkan jalur cadangan di selatan Jawa. Jalur selatan Jawa berada di bawah kendali TNI-AU, tetapi kini sudah dibuka untuk penerbangan sipil domestik. ''Jalur selatan sudah dibuka hanya untuk registrasi PK. Pesawat-pesawat domestik saja,'' kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Jemi Trinsonjaya kepada Jawa Pos kemarin. ''Garuda Indonesia sudah menguji coba jalur tersebut,'' lanjutnya. Head of Corporate Communication and Institution Relations AirNav Indonesia Yohanes Sirait menyatakan, hasil uji coba Garuda Indonesia di jalur selatan memuaskan. ''Di sana pesawat tidak perlu memutar ketika hendak mendarat sehingga bahan bakar tidak berkurang,'' jelasnya. (aji/deb/and/mia/syn/c5/ang)
Sumber: