Rumah Terjangkau Hanya Rp 270 Jutaan
Tren pembangunan apartemen di wilayah-wilayah penyangga Jakarta terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Salah satu wilayah penyangga yang dianggap potensial adalah Transyogi (jalur alternatif Cibubur). Koridor Transyogi membelah empat kawasan sekaligus, mulai Cibubur, Jakarta Timur, Bekasi, Depok, hingga Bogor. Menurut Chief Executive Officer (CEO) Harvest City Hendry Nurhalim, permintaan akan rumah di bawah harga Rp 500 juta, khususnya di wilayah Transyogi tetap tinggi. “Sebagian besar orang masih lebih nyaman tinggal rumah tapak bersama keluarga dengan tanah yang lebih luas, punya halaman, garasi, dan taman yang tersedia. Tidak hanya itu, rumah juga sangat fleksibel. Apabila ingin direnovasi suatu waktu baik secara horizontal maupun vertikal,” kata Hendry belum lama ini. Pihaknya menawarkan rumah dengan harga terjangkau di Harvest City. Dengan Rp 270 jutaan, konsumen mendapat tanas seluas 60 meter persegi dan bangunan seluas 22 meter persegi. Harga itu masih lebih murah dibandingkan apartemen tipe studio di Cileungsi yang sudah mencapai Rp 300 jutaan. Sedangkan harga apartemen dengan tipe yang sama di Cibubur sudah di atas Rp 400 jutaan. “Belum lagi dengan beratnya biaya service charge (Rp 12 ribu – Rp 15 ribu per meter), tarif listrik dan air lebih mahal, dan dikenakan biaya parkir. Kalau jadi investasi akan berat, apalagi kalau sulit mencari penyewa. Semua biaya-biaya itu harus dibayar, meski tidak ditinggali,” jelas Hendry. Karena itu, meski pembangunan apartemen mulai gencar di jalur Cibubur-Cileungsi, pengembangan cluster-cluster baru landed house lebih mendominasi. (jpg)
Sumber: