Belum 2 Tahun, Tanggul Jebol

Belum 2 Tahun, Tanggul Jebol

SINDANG JAYA-Tanggul saluran irigasi tidak kuat menahan air. Akhirnya jebol. Tepatnya di Kampung Kalapa RT02/07, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. Padahal, tembok penanahan tanah dan tanggul di saluran irigasi ini, baru selesai dibangun Maret 2017. Pembangunan dimulai 2016, oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Aliran saluran irigasi bersumber dari Sungai Cidurian dan berujung di pesawahan Kwaron hingga Cinamprak Kecamatan Kemiri. Akibat insiden ini, wisata alam Kampung Kalapa yang berlokasi di pinggir tanggul mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Warga kehilangan pendapatan karena sebagaian kawasan terendam lumpur, tanah merah dan air. Salah seorang pekerja di kawasan wisata Kalapa, Ucup mengatakan, tanggul jebol pada Rabu dini hari (11/12) pukul 02.00 WIB. Sebelum jebol, air meluap hingga ke lokasi perkemahan. "Kita tanya ke pengelola air, mereka tidak bisa mengalirkan air ke saluran irigasi sekunder, karena pintu airnya rusak. Air luber ini tidak sampai sehari tanah langsung longsor. Air langsung tumpah bercampur lumpur dan sampah," katanya saat ditanyai Tangerang Ekspres di lokasi tanggul, Rabu siang. Pemilik wisata Kampung Kalapa, H. Arifin mengatakan, ada kerusakan pada beberapa bangunan. Akibat insiden ini, ia harus mengembalikan uang yang sudah dibayarkan pengunjung. Selain itu, rencana pengunjung yang akan menginap pada malam ini juga dibatalkan. "Ada 113 orang yang sudah berencana outbound. Karena tanggung jebol, batal. Kita kembalikan uangnya, Rp8 juta. Nanti di 28 hingga 30 Desember ada 800 orang yang akan berkunjung juga, kemungkinan dibatalkan. Akan tetapi kita lihat situasinya," ujarnya. Ia menerangkan, ada tiga villa yang terendam air dan lumpur. Kemudian, dua saung pertemuan dan satu saung makan bersama. "Kerugian bisa Rp100 juta ditambah pendapatan yang hilang bisa sampai Rp130 juta. Ditambah Rp30 juta biaya pemulihan atau perbaikan. Kita harap secepatnya bisa diperbaiki. Selama saya di sini dari 1972, baru kali ini tanggul jebol," jelasnya. Sementara, Ketua Tim Surveyor Kemen PUPR, Jaya Rahmat mengatakan, belum mengatahui penyebab tanggul jebol dan longsor. Ia baru melaksanakan pengukuran ketinggian tanggul dan volume tanah yang hilang. "Ini musibah dan kita tidak tahu kendalanya apa. Kalau dilihat, kemungkinan ada kebocoran. Ini dibangun awal 2017 sekira Maret oleh kementerian PUPR. Kemungkinan karena faktor tanah yang menyebabkan kebocoran sehingga amblas," katanya saat ditemui Tangerang Ekpres di lokasi, Rabu sore. Ia menjelaskan, saluran irigasi ini berawal dari aliran Sungai Cidurian yang diperuntukan pengairan persawahan di Tangerang bagian utara. "Di sini banyak saluran sekunder, ada 3 saluran sekunder. Nanti saya cek pintu air di saluran sekunder, apa ada kerusakan atau tidak," jelasnya. Untuk sementara, aliran air dialirkan dibuang menjauh dari pemukiman. "Kita tutup pakai pasir atau batu, yang terpenting milik warga aman dahulu," katanya. Sementara, Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Banten, Fajri mengatakan, sudah melakukan survei ke lokasi sejak pagi. Menurutnya, tanggungjawab pengawasan saluran tersebut berada di kewenangan Kementerian PUPR. "Sekarang kita sedang lakukan pengeringan air yang mengarah ke sana," singkatnya. Camat Kecamatan Sindang Jaya, Abudin mengatakan, sudah berkoordinasi dengan badan yang bertangungjawab terhadap penanganan saluran irigasi. "Ini atensi dari pimpinan. Saya ke lokasi dan meninjau serta berkoordinasi dengan tim surveyor dari KemenPUPR. Mereka akan secepatnya melakukan penanganan," tutupnya. (mg-10)

Sumber: