Kembar Siam Warga Kota Tangerang Berhasil Dipisahkan

Kembar Siam Warga Kota Tangerang Berhasil Dipisahkan

Tim dokter Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, berhasil memisahkan bayi kembar siam Ardi Firdaus dan Ardan Firdaus, akhir pekan kemarin. Bayi itu mengalami dempet thoraco omphalopagus atau dempet dada perut. Operasi yang dijadwalkan selesai 16 jam, dapat dirampungkan lebih cepat. Ardi-Ardan anak dari pasutri Hesti Novianti dan Berry warga RT 03,RW 03, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Hesti seorang bidan di salah satu klinik di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Sementara Berry berjualan aksesoris di Pasar Lama, Kota Tangerang. Untuk operasi pemisahan, dibutuhkan biaya Rp 1 miliar. Tentu, biaya sebesar itu sangat berat bagi Hesti dan Berry. Namun, berkat kesabaran dan keikhlasannya, ia mendapat jalan. Ia mendapat support lewat penggalanan dana Kitabisa.com. Sebuah situs yang khusus menerima dana infak, sedekah dan bantuan sekaligus menyalurkan bantuan kemanusiaan. Lewat penggalanan dana di Kitabisa.com itu, terkumpul uang Rp 1 miliar lebih. Akhirnya, Ardi dan Ardan yang kini, telah berusia 1 tahun 2 bulan berhasil dipisahkan. "Terima kasih kepada tim dokter. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami," kata Hesti dengan mata berkaca-kaca. Tak banyak yang dikatakan keduanya. Hanya ucapan terima kasih dengan nada bergetar. Haru. Pukul 6.45 Ardi dan Ardan memasuki ruang operasi. Dokter anastesi yang dipimpin oleh dr Abdul Munim SpAn mulai melakukan pembiusan. ”Pukul 10.24 sayatan pertama dilakukan oleh dr Alexandra SpBA,” kata ketua tim dokter dr Edy Jo Siswanto SpA. Ardi dan Ardan memiliki diagnosa yang bagus. Masing-masing memiliki organ sendiri. Tak ada yang bersatu. Hanya saja, hati mereka dempet dan seolah jadi satu. Edy menyatakan bahwa tim dokter berhasil memisahakn hati keduanya pada pukul 11.40 WIB. Sejam setelahnya, keduanya betul-betul terpisah dan diletakkan di ruang operasi yang berbeda. Dalam operasi pemisahan ini, dokter bedah torak dan kardiovaskular terlibat. Sebab diketahui bahwa tulang dadanya menyatu sepanjang 5 cm. Selain itu 1/3 diafragma juga menyatu. ”Dalam pemisahan tidak ada yang dikorbankan dan tidak menggunakan material yang lain,” ujar dokter bedah torak dan kardiovaskular dr Budi Rahmat SpB-TKV. Sejauh ini, hasil observasi pasca operasi menunjukkan otot nafas berfungsi dengan baik. Budi optimis jika kedepan perkembangan akan lebih baik. Yang membuat tim dokter harus sedikit lebih berusaha adalah menutup luka. Maklum, bagian kulit dada dan perut keduanya luka akibat pemisahan. Kali ini adalah tugas dari dokter bedah plastik. Dokter Laksmi Achyati SpBP-RE yang mewakili tim bedah plastik menyatakan pihaknya menerjunkan dua tim. Sebab, bedah plastik memiliki bagian memperbaiki penampakan luar Ardi dan Ardan pasca dipisahkan. ”Harus bekerja cepat sebab bagian akhir biasanya stresnya tinggi,” ujarnya. Ardi lebih cepat selesai. Sebab lukanya kecil. Meski demikian saat menutup luka dengan menarik kulit di samping dada dan perut, sempat ada kendala. Otot bagian dada tegang dan bagian dada sedikit lebih menonjol. ”Sehingga kami lakukan sedikit intervensi di sekitar bawah ketiak,” imbuhnya. Tubuh Ardan yang lebih besar, membuat penampang lukanya juga lebih besar. Selain mengembalikan penampakan dada dan perut Ardi-Ardan, tim bedah plastik memberi hadiah. Keduanya dibuatkan pusar. Caranya dengan menarik otot dan kulit bagian tengah perut. Selama ini keduanya tak memiliki pusar. Dirut RSAB Harapan Kita dr. Didi Danukusomo SpOG (K) mengatakan bahwa operasi ini kali keempat rumah sakit itu menangani. Kedepan, bisa jadi rujukan kembar siam makin banyak dengan ditetapkannnya rumah sakit tersebut sebagai rujukan untuk kesehatan ibu dan anak secara nasional. ”Kami juga tengah menyiapkan operasi dua pasien kembar siam,” tuturnya. (jpg)

Sumber: