Garap Pasar Kopi Khusus Pelari
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Selasa 13-06-2017,07:20 WIB
Meminum kopi hangat sembari nongkrong di kafe sudah menjadi gaya hidup di seluruh pelosok negeri. Namun, Wenty Akbar Rasjid justru membotolkan kopi dingin di gerai tanpa kursi. Teknik menyeduh kopi dengan air dingin (cold brew) adalah gelombang ketiga setelah kopi hitam dan kopi fancy seperti frappuccino. Teknik cold brew ibarat pemberontakan terhadap cara minum yang lazim selama ini.
Wenty terpesona dengan cold brew dan memutuskan untuk berbisnis kopi bersama dua rekannya, Raymond Sutanto dan Aseanto. Bila generasi milenial lain memilih untuk membuka kafe, tiga pemberontak itu memilih untuk membotolkan kopi dingin.
Berdasar riset selama enam bulan, Wenty mantap untuk membuka Gambino Coffee. Menurut dia, cold brew coffee punya keunggulan tersendiri karena kadar asamnya 70 persen lebih rendah daripada hot brew coffee sehingga aman bagi lambung.
”Metode seduh dengan air biasa yang suhunya 20 derajat membuat minyak kopi tidak terekstraksi sehingga kopi tidak cepat asam,” ujar pemilik gelar bidang teknik kimia dari University of Auckland di Selandia Baru itu.
Penyeduhan dengan air dingin juga membuat kafein dalam kopi tidak rusak, bahkan bisa dua kali lipat jika dibandingkan dengan kopi yang diseduh dengan air panas. Bagi penikmat kopi yang biasanya meminum kopi agar bisa melek lebih lama, cold brew coffee bisa menjadi pilihan utama.
Pada Maret 2015, Gambino kali pertama melakukan tes pasar di sebuah bazar yang diadakan di sekolah internasional di Jakarta. ”Mesin kopi saya rakit sendiri. Saat itu kemasannya masih menggunakan gelas yang ditempel stiker Gambino saja,” katanya.
Respons positif dari konsumen saat itu membuat Wenty makin terpacu. Akhirnya, Mei 2015 dia memberanikan diri membuka mini outlet berukuran 2 meter x 3 meter di Gandaria City, Jakarta Selatan.
Gambino Coffee saat itu hanya memiliki empat varian produk. Yakni dua varian kopi serta dua varian teh (Thai tea dan matcha tea). Gambino lantas berekspansi ke Kota Kasablanka, AEON Mall di BSD, serta Fx Sudirman.
”Responsnya lumayan bagus. Selain dari konsumen, respons positif berasal dari investor. Mereka bilang konsepnya menarik. Jadi, banyak yang menanyakan franchise,” jelas Wenty.
Wenty juga terus melakukan riset. Hasilnya, pasar Indonesia lebih suka kopi susu daripada kopi hitam. Karena itu, Gambino melahirkan beberapa varian baru dengan kemasan botol baru yang lebih eye-catching. Gambino juga memiliki izin edar sehingga bisa masuk ke pasar modern seperti Ranch Market dan Food Hall. Gambino pun bisa ditemukan di salah satu mal di Bali dan dapat dibeli di situs www.gambinocoffee.com.
Wenty juga mengeksploitasi kadar kafein yang lebih tinggi pada cold brew coffee. Salah satu tujuannya, meningkatkan endurance bagi pelari. ”Di dunia lari juga belum ada produk kopi yang mensponsori. Adanya air mineral, isotonik, maupun energy drink. Setelah kami edukasi manfaat kopi untuk dunia olahraga, ada varian kami yang cukup dikenal di kalangan pelari,” katanya. (dee/c11/noe)
Sumber: