Anak Wakil Walikota Serang Kena Pungli LKS, 223 Kepsek SDN Dibina

Anak Wakil Walikota Serang Kena Pungli LKS, 223 Kepsek SDN Dibina

SERANG-Guntur Bayu Juniardi, anak Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin juga menjadi korban dari pungutan liar (pungli) penjualan Lembar Kerja Siswa (LKS) di lingkungan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banjar Agung 1, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Hal itu diketahui seusai Subadri melakukan pembinaan kepada seluruh atau sebnayak 223 Kepala Sekolah (Kepsek) SDN yang ada di Kota Serang, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kota Serang, Senin (14/10). "Di SDN ada, sekalipun memang tidak menyeluruh, jadi saat saya inpeksi mendadak (Sidak) SMPN 23 ternyata tidak tahunya anak saya juga beli (LKS), maka berangkat dari salah satu bukti itu ada pertemuan ini," katanya kepada wartawan. Ia menjelaskan, berdasarkan penjelasan Kepsek tempat anaknya belajar, bahwa tidka ada jual beli yang dilakukan SDN Banjar Agung 1, melainkan itu didapatkan dari bazar yang ada di lingkungan SDN tersebut. Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) melarang tegas hal tersebut. "Apapun dalihnya, selama itu memberatkan siswa, maka itu tidak boleh dilakukan, dan pemkot melarang tegas," ujarnya. Pada kesempatan itu, Subadri juga melakukan pembinaan kepada seluruh Kepsek SDN yang ada di Kota Serang, sekaligus menandatangani pernyataan di atas materai. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi kejadian yang menjual belikan LKS di sekolahnya. "Ini berangkat dari sidak SMP, karena diduga juga dilakukan di SDN makanya kita tindaklanjut, dalam rangka menyudahi jual beli LKS di sekolah," terangnya. Meski demikian, bila kasus tersebut kembali terjadi, maka pihkanya akan memberikan sanksi tegas pada pelaku, salah satunya penundaan kenaikan jabatan. "Kalau ada yang kemarin itu masih ditolerin, tapi ini tidak untuk selanjutnya, baik esok, hingga selamanya. Kalau terbukti masih ada kita akan sanksi mereka," tuturnya. Kepsek Banjar Agung 1, Juhanah mengatakan bahwa pihaknya sama seklai tidak menjual LKS kepada muridnya, adapun isu yang beredar itu merupakan dari bazar. "Saya tidak jual, itu mah ada bazar. Semenjak ada larangan tidak jadi (jualbeli)," dalihnya saat diwawancara dengan jalan terburu-buru. Meski demikian, ia berharap dengan adanya pembinaan tersebut bisa mnejadikan motivasi sehingga kualitas guru terus meningkat. Salah satunya dapat berkreasi menggunakan LKS buatan sendiri yang tidak diperjualbelikan. "Mudah-mudahan kualitas gurunya meningkat, dan jangan sampai ada jualbeli LKS. Bila ada guru disekolah yang melakukan itu maka akan disanksi," paparnya. (mam/and).

Sumber: