Gedung Sekolah Sudah Tua Ambruk Diterpa Angin, Puluhan Siswa dan Guru Terluka

Gedung Sekolah Sudah Tua Ambruk Diterpa Angin, Puluhan Siswa dan Guru Terluka

CIREBON -- Dua ruang kelas SMPN 2 Plumbon, Kabupaten Cirebon, ambruk, Selasa (1/10) sekitar pukul 13.00 WIB. Peristiwa itu menyebabkan puluhan siswa dan dua orang guru terluka akibat tertimpa reruntuhan material bangunan, terutama kayu. Ruang kelas yang ambruk itu, yakni ruang kelas 7 I dan kelas 7 J. Peristiwa itu terjadi saat siswa dan guru di kedua ruang kelas tersebut sedang melaksanakan aktivitas belajar mengajar. "Waktu itu di kelas sedang ada pelajaran Bahasa Indonesia," ujar salah satu siswa kelas 7 I, Syahid. Menurut Syahid, ambruknya ruang kelasnya itu terjadi saat ada angin besar. Ruang kelas ambruk secara tiba-tiba sehingga membuat siswa yang ada di dalamnya tak sempat menyelamatkan diri. Syahid pun turut mengalami luka di bagian kepalanya. Pasalnya, siswa yang duduk di bagian tengah ruang kelas tersebut tertimpa batang kayu yang cukup besar. "Kepala rasanya pusing sekali," tutur Syahid, yang kini masih syok dengan peristiwa yang dialaminya itu. Guru SMPN 2 Plumbon Cirebon Iin Indrayani menuturkan, kejadian ambruknya dua ruang kelas itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu siswa dari dua kelas sedang belajar. Kejadian itu, lanjut Iin, tidak ada tanda sama sekali. Bangunan tiba-tiba langsung ambruk. "Saat kita sedang belajar tiba-tiba ambruk kemudian menimpa siswa dan guru yang berada di dalam ruang kelas itu," ujarnya. Kondisi bangunan tersebut, kata Iin, sudah lapuk termakan usia dan belum pernah dilakukan renovasi sama sekali. "Ada beberapa siswa yang kena runtuhan genting, kayu dan tembok. Memang kondisi bangunan sudah tidak layak, belum pernah direnovasi," tuturnya. Sementara itu, ambruknya kedua ruang kelas tersebut langsung menimbulkan kegaduhan. Para siswa dan guru yang tidak mengalami hal itu langsung berdatangan dan berusaha menolong para siswa yang masih terjebak di antara reruntuhan bangunan. Suasana pun semakin ramai karena informasi mengenai ambruknya ruang kelas itu beredar dengan cepat. Sejumlah orang tua berdatangan untuk mencari anaknya yang menjadi korban ambruknya dua ruangan tersebut. Pihak sekolah pun segera menghubungi petugas kesehatan dan kepolisian. Para siswa yang terluka langsung diberikan pengobatan. Adapula yang dibawa ke RS Mitra Plumbon maupun Puskesmas Plumbon untuk mendapat penanganan karena lukanya cukup parah. Berdasarkan informasi dari Polres Cirebon, ada 14 orang yang mendapatkan perawatan di RS Mitra Plumbon. Mereka terdiri dari seorang guru bernama Yeti (55), warga Blok Sinten, Desa Plumbon, serta 13 siswa. Para korban rata-rata mengalami kaki retak, benjol, sakit di bagian pinggul dan lainnya. Sedangkan siswa yang dirawat di Puskesmas Plumbon ada enam orang. Namun, saat ini keenam siswa tersebut sudah boleh pulang. Kabid SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Mashuri, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia menilai, peristiwa itu terjadi karena kondisi bangunan yang sudah lapuk. "Kondisi rangka kayu bagian atap (kedua ruang kelas) sudah lapuk," terang Mashuri. Mashuri mengakui, pihak sekolah sebenarnya sudah mengajukan perbaikan atas kondisi tersebut. Namun, saat ini ada sistem baru dimana pengajuan perbaikan sekolah dilakukan secara online langsung ke kementerian. Sampai sekarang, perbaikan itu belum terealisasi. Sementara itu Dokter umum Puskesmas Plumbon Dewi Waskito mengatakan 14 siswa yang menjadi korban reruntuhan itu sudah dilarikan ke RS Mitra Plumbon, sedangkan enam siswa menjalani perawatan di Puskesmas. "Ada 14 siswa yang kita larikan ke RS Mitra Plumbon karena lukanya cukup berat," katanya.(rep)

Sumber: