Delapan Blok Terminasi Banjir Peminat

Delapan Blok Terminasi Banjir Peminat

Kontrak delapan blok minyak dan gas akan habis mulai tahun depan. Pengelolaan blok-blok terminasi tersebut akan diserahkan pemerintah kepada Pertamina. Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menyatakan, banyak perusahaan asing yang meminati blok-blok terminasi itu. Peminat datang dari Malaysia, Tiongkok, dan Rusia. ”Begitu mendengar Pertamina bisa mengembalikan blok-blok ini kepada pemerintah, banyak perusahaan multinasional yang mengontak,” ujar Wirat. Pertamina memang bisa mengembalikan blok-blok terminasi tersebut kepada pemerintah bila tidak sanggup mengelolanya. Jika hal itu terjadi, pemerintah bisa saja melelang blok terminasi tersebut kepada perusahaan asing.

Kendati demikian, Wirat menegaskan bahwa pengelolaan delapan blok terminasi itu akan menggunakan skema bagi hasil gross split. Alasannya, produksi migas dari blok-blok tersebut cukup menjanjikan secara ekonomis. ”Kita berharap (blok terminasi, Red) dikerjakan Pertamina semua karena bagus-bagus ini. Tinggal keekonomiannya dikaji Pertamina lagi,” katanya. Saat ini Pemerintah menunggu hasil kajian keekonomian yang dilakukan Pertamina hingga akhir Juni 2017. Perhitungan keekonomian dilakukan untuk menimbang bagi hasil yang akan didapat Pertamina mengingat delapan blok itu akan dikelola dengan skema gross split. Delapan blok terminasi yang diserahkan ke Pertamina tersebut adalah Blok Attaka, Blok South East Sumatera, Blok East Kalimantan, Blok Tengah, Blok North Sumatera Offshore, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga, dan Blok Tuban. Saat ini Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menawarkan blok-blok terminasi tersebut kepada tiga perusahaan migas Tiongkok. Yakni, China National Petrolium Corporation (CNPC), China Petrochemical Corporation (Sinopec), dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Ketiga perusahaan dinilai memiliki reputasi yang baik karena memiliki peringkat yang lebih tinggi dalam daftar Fortune 500 jika dibandingkan dengan Pertamina. CNPC, Sinopec, dan CNOOC menduduki peringkat 3, 4, dan 109, sedangkan Pertamina 220. (dee/c24/noe)

Sumber: