Ratusan Kader PKS Mundur, Bambang Sudarmadi : Tidak Ada Pengaruhnya

Ratusan Kader PKS Mundur, Bambang Sudarmadi : Tidak Ada Pengaruhnya

TIGARAKSA-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergejolak. Sekira 300 orang kadernya, menyatakan diri keluar dari keanggotaan PKS. Para mantan pengurus menuduh petinggi partai semena-mena dengan langsung menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat Kabupaten Tangerang tanpa ada musyawarah. Pernyataan para mantan pengurus daerah disampaikan secara bersama-sama di Fame Hotel Gading Serpong, Minggu (8/9). Dalam pemilu legislatif 2019, PKS mengejutkan. Mampu mendulang 6 kursi di DPRD Kabupaten Tangerang. Naik 4 kursi dari pemilu 2014, yang hanya meraup 2 kursi. Mantan Ketua Biro Kepemudaan PKS Kabupaten Tangerang, Supardiono mengatakan, sejak 2010 sudah merasakan hal yang aneh. Seperti beberapa kebijakan yang diambil elit partai sudah tidak sesuai dengan semangat perjuangan. “Kita berpisah dengan gembira tidak panas-panasan. Memang sudah beberapa tahun yang lalu ada yang tidak benar dalam menjalani partai kita. Kami keluar dari anggota PKS,” katanya kepada Tangerang Ekspres saat dihubungi, Minggu sore (8/9). Menurutnya, masukan-masukan dari daerah untuk pemenangan pemilu legislatif setelah pileg 2009 sudah tidak lagi diakomodir. Padahal, kata dia, perolehan suara PKS pada pileg 2009 memasuki peringkat empat besar nasional. Meraup suara 8,2 juta atau 7,88 persen secara nasional di bawah PDIP 14,03 persen yang menempati posisi ketiga. Sedangkan, kata Supardiono, pada pemilu 2019 suara PKS anjlok ke posisi 6 dengan perolehan suara 11.493.663 suara atau setara 8,21 persen. “Dari pikiran-pikiran itu kita berangkat, kita sudah tidak nyaman. Gagasan-gagasan kita sudah mulai tidak terakomodir partai. Sebenarnya kita keluar bukan karena atas rasa kecewa, bukan ada bisikan lain yang tidak-tidak,” sebutnya. Diketahui, para petinggi partai DPD PKS Kabupaten Tangerang turut hadir pada acara simbolis pengunduran diri secara serempak. Diantaranya, Dwi yang pernah menjabat sekretaris. Lalu, ada Basuki mantan bendahara dengan ditemani Usman ketua badan kehormatan. Mereka melepas jaket, kemeja berlogo PKS sebagai simbol keluar dari keanggotaan PKS, serta menandatangani surat pengunduran diri. Selain dari perolehan hasil pileg yang anjlok, Supardiono menilai Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS bertindak tidak dengan demokratis. Bentuknya, kata dia, dengan langsung mengubah komposisi pengurus tingkat Kabupaten Tangerang tanpa ada konsolidasi terlebih dahulu. “Iya DPP yang sewenang-wenang. Kemarin juga di DPP tanpa ada musyawarah daerah baru perubahan (struktural),” sebutnya. Ketika ditanyai apakah akan bergabung dengan Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) besutan Fahri Hamzah. Supardiono masih menunggu. Ia mengungkapkan akan bergabung dengan ormas atau parpol yang sepaham dengan prinsip yang dimilikinya. “Kita lihat ke depan kalau mereka satu gagasan dengan kita, maka kita akan lanjut. Kita akan bergabung dengan orang yang sama gagasannya dengan kita. Kita masih lihat dan menunggu (wait and see) saja dulu,” ujarnya. Sementara, Ketua DPD PKS Kabupaten Tangerang, Bambang Sudarmadi mengatakan, angka sebanyak 300 orang yang diklaim ikut keluar dinilai mengada-ngada. Sebab, para mantan pengurus itu, sudah tidak lagi sebagai pengurus sejak dirinya dilantik Dewan Pengrus Wilayah (DPW) PKS Banten pada Juli 2018 lalu. Sedangkan, tuduhan adanya kesewenang-wenangan, Bambang mengatakan, penunjukan kepengurusan DPD PKS Kabupaten Tangerang sudah sesuai dengan AD/ART partai. Di mana, ada kewenangan dari pengurus tingkat pusat kepada tingkat provinsi. “Yang namanya kewenangan itu tidak serta merta keluar kebijakan tanpa satu alasan. Dan yang mampu melihat lebih jauh adalah pimpinan tingkat pusat dan wilayah. Pasti sudah dipikirkan matang,” katanya. Menurutnya, angka kader PKS yang mengundurkan diri sebanyak 300 orang merupakan klaim dari pihak yang sakit hati. Ia menengaskan, semakin banyak kader yang berguguran, maka jumlah kader yang akan tetap tumbuh lebih besar. “Kalau mereka mau bicara silakan saja. Kita berpikir maksud mereka baik. Kalau memang ternyata ada yang mundur, Insya Allah tumbang satu tumbuh seribu,” tegasnya. Kata dia, konsolidasi antar internal partai tingkat Kabupaten Tangerang berjalan baik tanpa ada gangguan. Namun, ia melihat keinginan untuk keluar sebagai kader dan pengurus partai sudah dipendam sejak lama. Sehingga menurutnya, duduk bareng bersama berbicara dari hati ke hati sudah tidak lagi menjadi solusi secara organisasi. “Jadi kalau soal ngopi bareng berkomunikasi bisa kita lakukan. Akan tetapi kalau urusan organisasi bukan kita keputusannya, ada pihak yang tertinggi,” sebutnya. “Jadi kalau menurut saya, teman-teman melakukan hal tersebut sebagai kembang-kembang media mereka dalam rangka mencari eksistensi. Buat kita tidak ada pengaruhnya. Karena merupakan keputusan DPP dan DPW. Kita hargai upaya itu. Sementara yang kita lakukan konsolidasi struktural yang masih memiliki niatan baik kepada PKS,” tukasnya. (mg-10)

Sumber: