Rencana Tunangan Tinggal Kenangan

Rencana Tunangan Tinggal Kenangan

Irma Sanita (21) tak bisa menahan kesedihannya. Tangisnya pecah, begitu mendapat kabar kekasihnya, Nanda Saputra (24), tewas dalam kecelakaan antara truk tanah dengan mobil taksi online. Padahal rencana tunangan dengan Nanda tinggal menghitung hari. Irma mengaku, sudah merencanakan akan menggelar tunangan pada 25 Agustus mendatang, Perempuan berhijab ini awal tak percaya, saat saudaranya mengabarkan kekasihnya meninggal dunia bersama ketiga saudaranya tertimpa truk tanah di jalan Imam Bonjol, Kota Tangerang. Mendapat kabar tersebut, Irma bersama saudaranya langsung mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang untuk memastikan kondisi Nanda. Hatinya tak karuan saat memasuki kamar jenazah RSUD Kabupaten Tangerang. Begitu melihat wajah Nanda, Irma langsung berteriak histeris. Air matanya tumpah. Hatinya teriris. Harus menerima kenyataan, berpisah dengan pria yang dicintainya itu. "Saya tidak percaya tunangan saya meninggalkan saya. Padahal kita berdua ingin tunangan bulan ini tanggal 25. Menikah habis Lebaran tahun depan. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi," ujarnya sambil terisak saat ditemui Tangerang Ekspres di kamar Jenazah RSUD Kabupaten Tangerang. Irma mengatakan, Nanda adalah sosok yang sangat baik, sopan, dan pintar mengambil hati orangtuanya. Bahkan ia merasa kekasihnya itu orang yang sangat perhatian. "Nanda orangnya periang. Bahkan sangat baik kepada siapa pun. Orangtua saya juga setuju untuk menikah dengan Nanda. Apalagi dia sosok pria yang bertanggungjawab dan pekerja keras," paparanya. Irma menjelaskan, sudah mengenal Nanda sudah sangat lama. Bahkan sebelum tinggal di Tangerang, ia sudah mengenal Nanda saat masih di Padang, Sumatera Barat. "Saya berhubungan dengan Nanda sudah 3 tahun. Awalnya dia sok kenal dan suka menegur. Akhirnya saya kenalan karena memang almarhum adalah orang yang baik. Kami baru dekat saat sudah di Tangerang dan berjualan bersama di Pasar Kebon Besar, Batuceper," kenangnya. Irma juga menuturkan, terakhir bertemu Nanda pada malam hari sebelum kejadian. Waktu itu, Nanda mengatakan capek dan ingin istirahat. Tetapi, tidak ada tanda-tanda atau ucapan terakhir. Karena memang ucapan capek hanya dianggap biasa. "Semalam saya terakhir bertemu, memang kami selalu bersama. Mulai dari berangkat hingga pulang. Tetapi saya tidak melihat adanya kejanggalan pada diri tunangan saya," katanya. Pantuan Tangerang Ekspres di kamar jenazah, kerabat serta saudara almarhum terus berdatangan. Isak tangis menggema di ruang jenazah tidak kuasa melihat jenazahnya. (mg-9)

Sumber: