Toko Emas Wajib Pasang Teralis

Toko Emas Wajib Pasang Teralis

BALARAJA – Pasca kejadian perampokan toko emas Permata di Jalan Raya Serang, kolong flyover Balaraja, Kabupaten Tangerang, pada Senin (15/6), Kapolesta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif mendatangi toko tersebut untuk memastikan aktivitas pada toko tersebut berjalan seperti biasanya. Pada kesempatan tersebut, kepada pengelola toko emas, Sabilul menyampaikan agar dipasang teralis atau semacam penghalang. Pemasangan itu, kata Sabilul, sebenarnya sudah lazim dipasang sebagai pengaman di beberapa toko emas. “Teralis atau penghalang itu, dapat menyulitkan atau memperlambat pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya,” katanya. Sabilul menambahkan, teralis juga dapat membantu melindungi pegawai toko emas. Dengan adanya teralis, saat terjadi kejahatan, para pegawai dapat melakukan penyelamatan terlebih dahulu. “Karena akses pelaku terhalang pembatas itu jadi karyawan memiliki waktu untuk menuelamatkan diri,” terangnya. Sabilul melanjutkan, pemasangan teralis juga merupakan partisipasi atau keterlibatan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan. Hal itu merupakan bagian dari teori mempersulit pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya. Oleh karena itu, pemasangan teralis di toko emas sudah menjadi bagian penting demi keamanan. Menurut Sabilul, ketiadaan teralis di toko emas Permata itu, memudahkan pelaku melancarkan aksinya. Namun Sabilul menekankan, hal itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab utama toko emas itu dijadikan target. “Ada faktor lain yang masih harus kami gali informasinya,” ujarnya. Pengakuan diperoleh dari Asep Rohendi (32) tukang parkir di Bank BRI yang berlokasi di dekat Toko Mas Permata mengatakan, dirinya tidak menemui orang dengan perilaku yang mencurigakan sebelum terjadi perampokan. Ataupun orang yang sedang mengintai toko emas guna melancarkan aksinya. “Saya tidak menemui hal mencurigakan namun memang pada setiap Sabtu jalan di sini selalu lenggang,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (19/6). Sementara pengakuan Manager Toko Mas Permata, Suci (27) mengatakan, seluruh karyawan yang berjumlah sekira 18 orang merupakan perempuan. Sedangkan pemilik toko tidak setiap hari berada di toko. Ia mengaku tidak menemukan orang dengan tanda-tanda mencurigakan sebelum terjadinya perampokan. “Saya disini ketika terjdai kemalingan. Disini tidak ada yang mencurigakan,” katanya Dari rekaman CCTV terdapat celah untuk melawan yakni di saat pelaku sedang asik memasukan emas dari dalam  etalase ke kantong. Namun Sisca mengaku melihat senjata yang di bawa pelaku, ia merasa sudah ketakutan. “Semua orang sudah ketakutan termasuk saya. Gimana mau melawan lihatnya saja sudah takut. Saya sudah lupa ciri-cirinya karena sudah ditangani polres,” tukasnya. (mg-10/mas)

Sumber: