UN-Habitat dan Tangsel Kerja Sama Genjot Inovasi Pemuda

UN-Habitat dan Tangsel Kerja Sama Genjot Inovasi Pemuda

CIPUTAT-Organisasi United Nations Human Settlements Programme (UN–HABITAT) akan melakukukan kerja sama untuk meningkatkan inovasi pemuda di Kota Tangsel. Hal tersebut diketahui saat perwakilan delegasi dari UN-Habitat dari Kota Daejeon, Korea Selatan, mengunjungi Tangsel, Kamis (13/6). Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie menerima dua delegasi UN-Habitat, yakni Programmer UN-Habitat, Deokbwan Lee dan Manager Youthnow UN Habitat Yoonbeon Lee. Dalam sambutannya Pak Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie mengatakan, kunjungan tersebut merupakan delegasi dari UN Habitat dari Korea Selatan. "Kerja sama yang dilakukan adalah untuk pengembangan kapasitas kepemudaan di Kota Tangsel," ujarnya, Kamis (13/6). Pak Ben menambahkan, nantinya perwakilan dari UN Habitat akan melakukan penelitian di Tangsel dan ke depan akan dilakukan kerja sama di bidang pengembangan kapasitas kepemudaan. Hal tersebut untuk meningkatkan ekonomi pemuda dan tergantung apa hasil penelitian mereka. Penelitian akan dilakukan mulai 19 Agustus 2019 sampai 20 Januari 2020. Kemudian baru akan diketahui kerja sama apa yang akan dilakukan untuk pengembangan kapasitas kependudukan. "Setelah Januari baru ada pekerjaan teknis, misalnya akan kerja sama dengan Karang Taruna, KNPI dan lainnya, termasuk pelatihan apa yang bisa dilakukan," tambahnya. Masih menurutnya, Pemkot Tangsel bergembira karena Tangsel sudah kerjasama dengan Kota Daejeon, Korea Selatan. Jadi kerjasama yang akan dilakukan merupakan tiga sisi yakni Kota Tangsel, Kota Daejeon dan UN Habitat. Pemkot Tangsel belum mengusulkan apa yang bisa dikerjasankan dengan UN Habitat namun, menunggu hasil penelitian yang dilakukan. "Yang pasti tujuan kerjasama ini untuk meningkatkan ekonomi pemuda," tuturnya. Sementara itu, Manager Youthnow UN Habitat, Yoonbeon Lee mengatakan, UN Habitat sebagai bagian dari perserikatan bangsa-bangsa (PBB) otoritas internasional yang mengawasi proyek kerja sama dengan lebih dari 90 negara. "Tujuannya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan berupa tempat kehidupan yang laik baik dalam aspek sosial maupun lingkungan untuk semua orang," ujarnya. Yoonbeon menambahkan, urbanisasi merupakan maslah bersama diseluruh duania. Saat ini lebih dari setengah popilasi manusia berdiam di kota, selama 30 tahun terakhir sekitar 70 persen dari populasi manusia di dunia bertempat tinggal di kota. Urbanisasi merupakan proses yang tak terindahkan/ Jika tidak direncanakan dan dikelola dengan baik maka akan timbul beragam masalah seperti pengasingan manusia dan daerah, kesenjangan antara orang kaya dan miskin, konflik daerah, perusakan lingkungan dan lainnya. "UH Habitat melihat urbanisasi ini sebagai sebuah kesempatan. Kami akan merencanakan tantangan ini dengan baik bersama-sama dan menjadikannya platform untuk kemakmuran dan pembnagunan bagi semua," tambahnya. Masih menurutnya, setiap 20 tahun sekali, UN Habitat menggelar konferensi Habitat. Konferensi tersebut berisi diskusi dan presentasi mengenai pengembangan kota diseluruh dunia selam 20 tahun kedepan. Pada 2016 lalu, Habitat III dilaksanakan di Ekuador Selatan. Melalui konferensi tersebut yang memegang visi "Kota untuk semua", new urban agenda diluncurkan dan disebarkan keseluruh dunia. Acara persiapan untuk konferensi tersebut diadakan di Surabaya, Indonesia. "UN Habitat dan Indonesia memiliki ikatan yang yang erat," ungkapnya. "Target utama dalam proyek tersebut adalah mengembangkan inovasi anak muda, mewujudkan peningkatan pemasukan daerah dan banyak kesempatan daerah," tuturnya. Ditempat yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menyambut baik kerjasama yang dilakukan UN Habitat dengan Pemkot Tangsel. "Mudah-muhan dengan kerja sama ini memberi manfaat bagi masyarakat dan khususnya pemuda di Tangsel, Daejon maupun UN Habitat," singkatnya. (bud)

Sumber: