Limbah Alumunium Terbakar

Limbah Alumunium Terbakar

SINDANG JAYA – Sejumlah petugas pos pemadam kebakaran (damkar) Pasar Kemis kesulitan memadamkan api yang membakar karung berisi limbah alumunium di Kampung Kendal RT 01/08, Desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Senin (6/6). Kosrudin, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaen Tangerang mengatakan, Pos Damkar Pasar Kemis menerima laporan terjadi kebakaran limbah alumunium di alamat tersebut. “Selanjutnya satu unit mobil damkar dikerahkan ke lokasi kebakaran sekitar pukul 10.00 WIB,” kata Kosrudin, Selasa (7/6) pagi. Kosrudin mengungkapkan, tumpukan limbah adalah bubuk alumunium. Bubuk itu, kata Kosrudin, ketika disiram petugas damkar, malahan mendidih dan mengeluarkan api. Namun, ia bersyukur api dapat dipadamkan sekitar Pukul 16.00 WIB. “Petugas kesulitan memadamkan api karena bahan itu malahan mendidih dan mengeluarkan api saat disiram air,” tuturnya. Jadi, Kosrudin menghimbau, kedepan masyarakat jangan menguruk lahan menggunakan limbah alumnium itu lagi, meskipun dia belum bisa memastikan limbah itu kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) atau bukan. Di lokasi kejadian, Omi, seorang warga setempat mengatakan, dia mengumpulkan karung berisi limbah alumunium itu dimanfaatkan untuk menguruk lahan di samping rumah pamannya. Menurutnya, dia mendapatkan karung berisi limbah itu secara cuma-cuma atau gratis. “Karung berisi limbah alumunium ini dari teman di Cikande. Kami tidak tahu kalau barang ini bahaya seperti ini. Kalau tahu, tidak akan kami gunakan untuk menguruk,” kata Omi. Sebenarnya, Omi menuturkan, karung berisi limbah alumunium ini sudah mengeluarkan asap sejak Minggu. Puncaknya, kata Omi, karung mengeluarkan api kecil seperti serbuk mercon yang terbakar pada Senin pagi. “Spontan, saya siram pakai air, eh malahan nyembur mengeluarkan api,” tuturnya. Beruntung, lanjut Omi, satu unit mobil damkar sudah datang sekitar Pukul 10.00 WIB. Kemudian, api berhasil dipadamkan sekitar Pukul 16.00 WIB. Atas kejadian itu, dia menyesal menerima limbah itu. “Sekarang nyari puing-puing untuk nguruk susah. Jadi, kami terima-terima aja karung ini buat nguruk lahan disamping rumah,” ujarnya. (zky/mas)

Sumber: