Evaluasi Kejuaraan Atletik Asia, Benahi Transisi Pindah Tongkat
HASIL yang diraih tim estafet 4x100 meter pada Kejuaraan Atletik Asia di Doha, Qatar, bulan lalu (23/4) bisa jadi yang terburuk sepanjang tahun ini. Beberapa pekan sebelumnya, Eko Rimbawan dkk meraih perunggu di Singapore Open dengan catatan waktu 40,26 detik. Eh di kejuaraan yang lebih bergengsi, skuad estafet bahkan gagal menembus semifinal. Pelatih pelatnas atletik Eni Nuraeni melakukan evaluasi total. Problem yang dia temukan adalah transisi atau perpindahan tongkat masih kacau. Rasa saling percaya antarpelari belum terbentuk. Masalah itu paling terlihat saat M. Bisma Diwa sebagai pelari pertama ingin mengoper tongkat ke Eko. Namun pelari kedua itu terlalu lambat keluar dari lintasan sehingga posisi pertukaran mepet. Kemudian pelari ketiga Joko Kuncoro Adi malah terlalu cepat keluar. Sehingga Eko sempat kewalahan untuk mengejar. Ada waktu sepersekian detik di mana Adi sempat mengurangi kecepatan agar tidak melewati batas pertukaran tongkat. Nah, itulah yang kemudian membuat tim yang sempat leading jadi tertinggal jauh. Alhasil tim estafet gagal di babak penyisihan. Padahal, dari segi catatan waktu naik daripada Singapore Open. Yakni 39,96 detik. "Kalau sudah melambat, usaha untuk push lagi susah. Itu yang bikin waktunya nggak bagus," kata Eni, ketika ditemui usai latihan rutin di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, kemarin. "Seorang pelari yang hendak menerima tongkat harus bisa merasakan kecepatan pelari sebelumnya. Supaya mampu memperkirakan," tambah pelatih terbaik versi Asosiasi Atletik Asia (AAA) tersebut. Karena itu, dalam beberapa hari terakhir, sesi difokuskan untuk melatih teknik pertukaran tongkat supaya. Menurut Eni, untuk benar-benar menemukan chemistry antarpelari butuh waktu lama. Tim yang berhasil meraih perak Asian Games 2018, misalnya, butuh sekitar dua tahun untuk mencapai prestasi tersebut. Sementara tim saat ini baru benar-benar menjalani latihan intensif sejak Januari 2019. Eko mengakui, perbanyak latihan estafet yang sekarang sangat diperlukan bagi tim. Terlebih mereka bakal melakoni Kejuaraan Dunia Estafet di Yokohama Jepang akhir pekan depan (12-13/5). "Yang kemarin (Kejuaraan Asia, Red) kami kurang latihan. Apalagi dengan tim baru ini malah latihan barengnya nggak sampai sebulan," kata Eko. Dalam kejuaraan di Yokohama nanti, tidak ada target muluk yang dipasang Eni. Mengingat persaingannya tingkat dunia. Banyak tim elite yang menggunakan event tersebut sebagai uji coba sebelum kejuaraan dunia September mendatang. Hanya saja tim estafet akan berusaha untuk paling tidak masuk final. "Supaya bisa lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020," ucap Eni. (jpg/apw)
Sumber: