Tingkatkan Kepedulian Sosial kepada Sesama, Bupati Santuni Anak Yatim

Tingkatkan Kepedulian Sosial kepada Sesama, Bupati Santuni Anak Yatim

CURUG – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, memiliki cara tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan. Seperti memberikan santunan kepada anak yatim di Pondok Pesantren Yayasan Himpul Daarus Sa'adah, di Perumahan Griya Karawaci, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Minggu (28/4). Zaki menuturkan, berbagi tidak mengenal batas waktu ataupun tempat. Karena merupakan salah satu tanggungjawab antar sesama manusia. Selain dari itu, berbagi dengan sesama dapat memperat tali silaturahmi. Serta dalam buku besar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada 2018 hingga 2023, tertuang misi Tangerang Religius untuk meningkatkan nilai-nilai keagamaan masyarakat. “Sebagai makhluk sosial tetunya kita tidak bisa hidup sendiri, saling berbagi, saling mengerti keadaan saudara-saudara kita. Adapun Tangerang religius tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat, mulai peringatan hari besar Islam seperti maulid, isra miraj, hingga munggahan menyambut bulan Ramadan,” ujarnya, saat sambutan di Pondok Pesantren  Yayasan Himpul Daarus Sa'adah. Setelah memberikan sambutan, Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar menyerahkan secara simbolis kepada lima orang yatim piatu serta lima orang dhuafa didampingi pimpinan pondok pesantren, Camat Curug Rahyuni, Lurah Binong Masitoh, beserta Muspika Kecamatan Curug. Sementara, Pimpinan Yayasan Himpul Daarul Sa'adah Syamsudin Buaya mengatakan, santunan tersebut sudah rutin dilaksanakan terutama menjelang Ramadan. Pada santunan terdiri dari anak yatim dan dhuafa baik santri ataupun lingkungan sekitar pondok pesantren. “Santunan 1000 anak yatim rutin dilaksanakan, kita berbagi bersama-sama anak yatim dan dhuafa menyambut bulah suci Ramadan 1440 hijriyah. Santunan dalam bentuk beras dan uang tunai yang langsung di serahkan kepada penerima,” ujarnya saat sambutan. Menurutnya, santri pondok pesantren kebanyakan anak yatim mendapat pendidikan umum dan ilmu agama di pesantren. Adapun pembinaan dilakukan hingga para santri mandiri dan mampu melanjutkan pendidikan formal. “Mereka kami sekolahkan, mendapatkan penghidupan yang layak hingga menempuh pendidikan agar lebih dapat menggapai cita-citanya. Salah satu santri kita ada yang dari Bogor yang terpaksa putus sekolah karena ayahanda sudah tiadak dan kini bersekolah di SDN Binong. Saya berharap semua santri dapat menggapai cita-citanya,” sambungnya. (mg-10/mas)

Sumber: