Jelang Puasa, Harga Sembako Naik

Jelang Puasa, Harga Sembako Naik

TIGARAKSA – Dua pekan menjelang memasuki bulan suci Ramadan, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tak terbendung. Seperti cabai, ayam potong segar, dan sejumlah komoditas sayur-mayurmterus merangkak naik. Bahkan hanya dalam sepekan terakhir, sejumlah komoditas pangan tersebut mengalami beberapa kali kenaikan. Di Pasar Sentiong Balaraja misalnya, harga cabai merah kembali mengalami kenaikan dari Rp36 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram, cabai hijau dari kisaran Rp35 ribu-Rp34 ribu naik lagi menjadi Rp37 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini pun diakui pedagang akibat harga dari pemasok sudah tinggi. Belum lagi di sejumlah pasar-pasar tradisional di Tangerang sudah menetapkan harga tinggi. “Harga dari petani kemudian ke perantara dan dibawa ke Pasar Induk Tangerang sudah tinggi, hal tersebut yang membuat kami terpaksa menaikan harga,” kata Omat, pedagang sayuran di Pasar Sentiong, Rabu (24/4). Dia menyebutkan, sejauh ini ketersediaan pasokan masih mencukupi hingga sebulan ke depan. Untuk harga ayam potong segar juga terjadi beberapa kali kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Dari Rp33 ribu naik menjadi Rp Rp 35 ribu per kilogram, sedangkan ayam potong es/beku cenderung normal di kisaran Rp 28 per kilogram dalam sepekan terakhir. “Harga daging ayam tidak pasti, kadang naik dari pemasok di peternak ayam di Tangerang. Kalau untuk ayam es masih terbilang stabil,” kata Dedi, penjual ayam di Pasar Sentiong. Dedi menyebutkan, tidak hanya harga cabai dan ayam potong segar yang mengalami kenaikan, tapi harga gula pasir pun mengalami kenaikan. Kini harga gula pasir dijual Rp 14 ribu dari semula Rp 11 ribu per kilogram. “Gula sudah mulai naik lagi, penyebabnya kurang tahu. Tapi sudah dua hari terakhir memang naik,” kata Desi, pedagang sembako. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang Teddi Suwardi mengatakan, bahan pokok seperti daging ayam telur, cabe bawang, gula pasir, serta minyak goreng curah memang mengalami kenaikan. Namun harga barang-barang tersebut terpantau masih dalam tahap wajar. “Harga memang naik akan tetapi tidak terlalu signifikan dan masih dalam tahap wajar. Kita monitoring pasar. Sekarang masih mapping data. Kita cek data lihat ada kenaikan atau tidak. Biasanya kebutuhan untuk berbuka puasa naik dan kalau lebaran biasanya kebutuhan untuk lebaran yang naik. Dibawah empat persen. Kita operasi pasar kalau ada kenaikan harga diatas 15 persen dan barang tidak tersedia untuk komiditi tertentu,” ujranya, Rabu (24/4). Saat ini, Teddi mengungkapkan, pihaknya berofokus kepada pengecekan kesehatan konsumsi bahan kebutuhan pokok bersama Badan Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM). Terutama sepanjang bulan Ramadhan dan menjelang lebaran. Kata Teddi, modus yang digunakan para oknum pedagang nakal yakni dengan memanfaatkan saat permintaan terhadap kebutuhan pokok meningkat. Dimana menjelang Idul Fitri dan bulan puasa permintaan bisa mencapai tiga kali lipat dari biasanya. Serta pihaknya berkoordinasi dengan pihak pengak hukum untuk memonitoring adanya penimbunan barang. Sehingga kenaikan permintaan tidak berdampak pada kepanikan pasar karena ketidaktersediaan barang di pasar. Menurutnya, kenaikan harga kebutuhan pokok tidak akan signifikan mencapai angka diatas 15 persen. Kalau ketersediaan barang-barang memenuhi kebutuhan pasar. “Yang penting barang tersedia, kalau naik sedikit wajar karena menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Jangan sampai hilang di pasaran barangnya. Aapalagi ada penimbunan nanti kita pidanakan. Untuk pegadang yang menggunakan bahan kimia berbahaya kita berikan sanksi pidana karena membahayakan untuk kesehatan konsumen kita telusuri dari hulu terlebih dahulu,” jelasnya. Selain dari itu, penyebab kenaikan yang dinilai belum saatnya karena adanya keterlambatan pengiriman barang menjelang pemilu. Sehingga menyebabkan pasar kekurangan barang-barang yang diminati pembeli. Namun ia memastikan kenaikan berjalan normal seperti semula usai lebaran. “Naik karena menjelang pemilu stok barang tidak ada namun sekarang sudah ada nanti menjelang puasa naik kembali dan usainya normal lagi. Itu ritme normalnya. Yang terpenting stok barang tersedia di pasar, tidak hilang,” tandasnya. (mg-10/mas)

Sumber: