275 Pegawai Hotel Ikuti Uji Kompetensi

275 Pegawai Hotel Ikuti Uji Kompetensi

SERPONG-Sebanyak 275 karyawan hotel dan restoran se-Kota Tangsel mengikuti uji kompetensi sertifikasi profesi yang dilaksanakan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel di Hotel Marilyn, Serpong, Senin (18/3). Uji kompetensi tersebut melibatkan berbagai lembaga pengujian. Seperti, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Hospitality Cakrawala Indonesia (HCI) bekerja sama dengan Badan Nasional Setifikasi Profesi (BNSP) dan Kementrian Pariwisata. Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengapresiasi kegiatan uji kompetensi tersebut karena dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas SDM di dalam industri pariwisata. "Diharapkan peserta yang telah mengikuti uji kompetensi ini mampu merubah pola pikir dan pola prilaku,” ujarnya, Senin (18/3). Airin menambahkan, Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) persaingan antar-sektor dan industri di Asia Tenggara semakin meningkat. Hal ini karena bebasnya pergerakan masyarakat di sepuluh negara, baik turis maupun pencari kerja. Artinya, MEA membawa dua kabar, yakni baik dan buruk. Kabar baiknya, tingkat pariwisata meningkat pesat. Sedangkan berita buruknya adalah para pekerja yang tidak siap, maka lambat laun akan tergerus pekerja asing yang lebih berkompeten. MEA, mau tidak mau harus dilakukan. Kita harus siapkan generasi untuk bisa ikut berkompetensi baik lokal maupun intenasional. Sekarang bukan bicara lagi putra daerah tapi, yang akan dihadapi adalah masyaarakat luar negeri dan mereka mau dan hadir di Tangsel dan itulah aturannya dan ini era globalisasi. "Dengan adanya uji kompetensi ini diharapkan bisa digunakan untuk bekerja di luar negeri," tambhanya. Sementara itu, Ketua PHRI Kota Tangsel Gusri Effendi mengatakan, uji kompetensi tersebut sebagai bentuk komitmen PHRI Tangsel dalam meningkatkan potensi dan kualitas SDM di bidang hotel dan restoran. “Kita jangan jadi penonton di tempat sendiri. Ini momentum kita untuk mampu berkompetisi, sehingga tercipta kualitas daya saing yang bisa diandalkan,” ujarnya. Gusri menambahkan, peserta diuji untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi di bidangnya masing-masing. Dari 275 peserta yang ikut, belum tentu semuanya lulus. Manfaat dari kompetensi sertifikasi profesi tersebut bagi hotel atau restoran adalah sebagai pengakuan sebagai profesional dibidang tenaga hotel dan restoran. "Di restoran kerap kita ditemui adanya tempat makan yang menyajikan makanan sesuka pelayannya tanpa ada standarisasinya, ada juga gelas yang dipegang-pegang pakai tangan," tambahnya. Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel Judianto mengatakan, sertifikasi kompetensi tersebut untuk siapkan tenaga kerja hadapi persaingan MEA karena, bukan hanya berlaku lokal tapi luar negeri juga dan diakui dunia internasional. "Ini pola yang dilakukan pemerintah untuk lebih perhatikan pekerja disektor pariwisata agar tidak hanya bertahan tapi bisa bersiang didunia internasional," tambahnya. Judianto menambahkan, di Tangsel sekarang ada 18 hotel dan 600 restoran. "Uji kompetensi ini diberikan secara gratis kepada pekerja hotel dan restoran, dengan adanya uji kompetensi ini diharapkan para karyawan dapat meningkatkan daya saing secara global bukan hanya nasional,” tambahnya. Sementara itu, Keta PHRI Banten Rahmat Sari Alam mengatakan, tahun lalu Banten mendapat kuota 1.200 orang mendapat kompetensi sertifikasi profesi. "Tahun ini kita dapat jatah 1.600 dan harus terpenusi sampai Juni mendatang," ujarnya. Rahmat menambahkan, di Banten saat ini terdapat sekitar 1.000 hotel, 3.000 sampai 4.000 restoran. Uji kompertensi tersebut dibagi empat bidang yakni, front office, housekeeping, food ang beverage produk dan food and beverage service. "Uji kompetensi ini bukan ujian tapi suatu kondisi untuk mengetahui apakah karyawan ini mampu melaksanakan tugasnya dengan benar," tuturnya. (bud)

Sumber: