Proyeksi Skuat Ganda Putra Pilih Fajar/Rian untuk Olimpiade
KESUKSESAN Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjuarai Swiss Open Minggu malam lalu punya efek besar. Mereka lebih difavoritkan oleh pelatih Herry Iman Pierngadi untuk bermain di Olimpiade Tokyo 2020. Meskipun, ada pasangan ganda putra yang saat ini lebih menyilaukan badminton lovers, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Dilema memilih wakil itu bisa saja muncul jika kondisi saat ini bertahan hingga 26 April 2020, saat kualifikasi Olimpiade selesai. Ada tiga pasangan Indonesia yang berada di delapan besar. Yakni, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (peringkat pertama), Ahsan/Hendra (peringkat ke-4), dan Fajar/Rian (peringkat ke-8). Di situs resmi BWF, Fajar/Rian masih menduduki peringkat ke-9, tapi poin dari Swiss Open belum ditambahkan. Di Olimpiade, setiap negara hanya boleh mengirimkan dua pasangan yang berada di peringkat delapan besar. Sekali lagi, jika kondisi itu bertahan, jatah utama pasti jatuh ke Marcus/Kevin. Nah, pasangan keduanya yang harus bikin PP PBSI dan Herry IP memilih. ”Kalau saya yang milih, ya saya milih yang muda,” kata Herry tanpa ragu ketika ditemui di Birmingham saat All England lalu. Saat itu Fajri –sebutan Fajar/Rian– bahkan belum menjadi juara Swiss Open. ”Mereka lebih fresh, lebih seger. Kalau ke depan, yang senior pasti akan lebih nurun. Kalau persaingannya terbuka, ya silakan. Tetapi, kalau saya disuruh milih, ya saya milih yang muda. Biar bagaimanapun, Olympic itu butuh power, butuh kecepatan yang luar biasa,” imbuh Herry. Selama ini, menurut Herry, PP PBSI membuka kesempatan bagi siapa pun untuk bersaing menuju kualifikasi Olimpiade. Tiga ganda Indonesia dipersilakan ”saling sikut” dalam kualifikasi mulai April tahun ini sampai April tahun depan. Jadi, memang belum ada pembicaraan untuk menentukan siapa yang dipilih. Tetapi, menurut Herry, jika ketiganya menembus delapan besar dunia, Marcus/Kevin dan Fajar/Rian yang akan dia kirim ke Olimpiade Tokyo 2020. Herry yakin bahwa penampilan Fajar/Rian bakal terus membaik. Bahkan, mereka bisa mencapai level Marcus/Kevin meskipun butuh waktu. Tahun ini mereka hanya mengikuti empat turnamen. Namun, grafik mereka naik terus. Mulai babak 16 besar di Malaysia Masters Januari lalu, mereka naik satu step terus hingga menjadi juara di Basel. ”Ini awal yang baik bagi mereka,” kata Herry. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Herry melihat peningkatan yang bagus. November lalu Fajar/Rian menjadi juara Syed Modi International Championship. Lalu, pekan berikutnya mereka langsung tumbang di babak pertama Korea Masters. Nah, tahun ini keduanya lebih konsisten. Setelah habis-habisan di All England, mereka masih bisa bertahan dan malah meraih hasil yang lebih bagus di turnamen selanjutnya. ”Di Swiss Open ini saya lihat, ada kemajuan dari segi teknik,” ucap Herry. Mereka juga semakin fokus saat bermain. Selain itu, mereka jarang berbuat error. ”Makanya, (selama di Swiss Open, Red) bisa ambil dua game terus,” lanjut pria yang dijuluki Pelatih Naga Api tersebut. Nah, soal konsistensi, kita bisa kembali menguji mereka pekan ini. Fajar/Rian sudah bertolak ke Hongkong untuk mengikuti Badminton Asia Mixed Team Championships (kejuaraan Asia beregu) alias Tong Yun Kai Cup (19–24 Maret). Fajar/Rian menyebutkan, rangkaian tur Eropa membuat mereka belajar banyak hal. ”Kami masih melakukan banyak kesalahan. Sudah benar. Hanya perlu lebih sabar agar tidak mati sendiri,” ucap Fajar. ”Mudah-mudahan ke depannya kami bisa lebih baik lagi,” sambung Rian. (jpg/apw)
Sumber: