Ibu Sakit, Anak Dipasung

Ibu Sakit, Anak Dipasung

SETU-Dinas Sosial Kota Tangsel, Rabu (13/3) menyelamatkan Zidni Khoiri Alfatir (10) yang dipasung orangtuanya di dalam kamar di Kampung Setu, RT 16/14, Setu. Aksi pemasungan ini dilakukan orang tuanya karena alasan anaknya hiperaktif. Sementara, ibunya sakit dan ayahnya harus menunggu ibunya di rumah sakit maka, anak tersebut pun dipasung. Parahnya, selama dipasung anak malang ini sama sekali tak dirawat. Bahkan, tak ada yang memberinya makan atau minum. Namun, kini anak tersebut pun bisa bernafas lega setelah Dinas Sosial menyelamatkannya. Korban dipasung di kamar yang tidak layak huni. Di dalam kamar itulah, Zidni yang tanpa sehelai benang menempel di tubuh kurusnya, tertelungkup dengan kedua pergelangan kaki terpasung di atas kasur usangnya. Tak hanya itu, bau busuk kotoran Zidni semerbak ke seisi kamar. Lantaran sehari-hari bocah malang itu buang air besar atau kecil, di kasur tersebut. Kepala Dinsos Kota Tangsel Wahyunoto Lukman mengatakan, Zidni sudah lama dipasung orangtuanya. "Saat kami dapat laporan dari masyarakat, langsung ke lokasi untuk bebaskan anaknya," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (14/3). Anak dari pasangan Suhin (ayah) dan Wagiati ini, menurut Wahyu, dipasung orangtuanya karena alasan tak ada yang merawat. Sementara, anak tersebut dinilai hiperaktif sehingga mengkhawatirkan jika dibiarkan berkeliaran. Wahyunoto menambahkan, saat petugas Dinsos datang pasung yang terbuat dari rantai besi tersebut, langsung dilepaskan dari kedua pergelangan kakinya. Meski terlihat meronta, Zidni terlihat tidak kuasa untuk membangkitkan tubuhnya. "Zidni langsung kita bawa ke rumah singgah milik Pemkot Tangsel. Zidni mengalami gangguan mental yang diduga akibat pasungan," tambahnya. Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinsos Kota Tangsel Salbini mengatakan, kondisi yang dialami Zidni terbongkar berawal, Rabu (13/3) setelah apel datang Sekretaris Kelurahan Setu dan minta untuk dibuatkan kartu BPJS untuk Wagiati (ibunya Zidni) karena sedang dirawat di rumah sakit. "Saya bilang kalau mau dibuatkan kartu BPJS tidak begitu saja tapi, harus lihat kondisi dulu dan jangan sampai tidak tepat sasaran. Lalu saya dan staf kelurahan mendatangi kontrakan yang dimaksud dan di dalam ada anak yang dipasung dengan kondisi penuh kotoran," ujarnya. Salbini menambahkan, orangtua Zidni tidak terbuka dengan masyarakat sekitar dan atas nama kemanusian lalu Zidni dibawa ke rumah singgah milik Dinas Sosial. "Kita tidak salahkan orangtua karena anak ini super aktif, tat kala orangtuanya sakit dia sama siapa hidup. Kalau dilepas dan main korek api sangat berbahaya tapi, apa yang dilakukan orangtuanya tidak manusiawi," tambahnya. Masih menurutnya, saat ditemukan Zidni dalam kondisi lemah, dan sudah sekitar tiga minggu tidak diberi makan. "Apapun kebutuhan pangan akan ditanggung Dinsos dan kedepan akan koordinasi dengan dinas terkait, dibalik musibah ada hikmah," tuturnya. Kamis (14/3) sore tim dokter dari RSU Tangsel mendatangi rumah singgah dan memeriksa kesehatan Zidni. Dokter Spesialis Anak RSU Tangsel Primitasari mengatakan, pemeriksaan medis sementara Zidni mengalami demam namun, petugas Dinsos tidak tahu sudah berapa hari. "Untuk memeriksa kesehatannya, Kamis (14/3) sore Zidni kita bawa ke RSU Tangsel untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap, seperti pemeriksaan darah, ronksen torak," ujarnya. Primitasari menambahkan, bila butuh dirawat maka Zidni akan dirawat inap di RSU namun kalau, tidak perlu maka akan dirawat di rumah singgah. "Zidni ini anak yang tidak terurus dan terabaikan, luka ditubuhnya ada bekas luka bakar, jari kanan ada yang kurang karena bawaan lahir atau terpotong kita belum tahu," tambahnya. Pantauan Tangerang Ekspres di rumah singgah, Zidni terlihat sehat dan senang. Dengan kondisi badan banyak luka, ia terlihat kesana-kemari dan tak jarang bermain ayunan yang ada di taman rumah singgah. Ia juga senang saat diajak ke minimarket untuk membeli makanan kecil dan langsung menggambil es krim. Ia juga berusaha merebut handphone siapa saja yang ada didekatnya untuk dimainkan namun, sayang ia tidak bisa berbicara. (bud)

Sumber: