Sungai Cisadane Meluap, Tanjung Burung Kebanjiran

Sungai Cisadane Meluap, Tanjung Burung Kebanjiran

TELUKNAGA – Air Sungai Cisadane meluap di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Sabtu (16/2) pagi. Akibatnya, air sungai menggenangi pemukiman di RT 11, 14, 15 dan 16 di desa tersebut. Idris Efendi, Kepala Desa Tanjung Burung mengatakan, air Sungai Cisadane meluap ke pemukiman warga sekitar Pukul 05.00 WIB. Ketinggian genangan air antara 30 sampai 50 centimeter. “Kemudian, genangan air dari Sungai Cisadane mulai surut sekitar Pukul 16.00 WIB,” kata Idris, kepada Tangerang Ekspres. Ia mengakui, setiap tahun persoalan luapan air Sungai Cisadane di Muara Desa Tanjung Burung, menjadi persoalan rutin sejak beberapa tahun lalu. Alasannya, permukiman di sejumlah RT berdampingan dengan hilir Sungai Cisadane atau Muara Desa Tanjung Burung. Ia menjelaskan, ketika air kiriman dari hulu Sungai Cisadane berdebit tinggi, maka debit air menuju hilir Sungai Cisadane semakin banyak. Alhasil, air sungai akan meluap ke sejumlah RT dari Muara Desa Tanjung Burung. Di tempat terpisah, Kosrudin, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang mengatakan, luapan air Sungai Cisadane di Desa Tanjung Burung disebabkan debit air tinggi dari Bogor, Jawa Barat. “Artinya kami tidak bisa mengelak air kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Dan musibah tahunan ini selalu terjadi,” ujarnya. Ia menjelaskan, kondisi tanah di sejumlah RT di dekat Muara Desa Tanjung Burung, memiliki permukaan tanah yang rendah. Jadi, air akan naik ke daratan atau pemukiman, bila air Sungai Cisadane berdebit tinggi. Menurutnya, pembangunan turap di bantaran Sungai Cisadane dekat Muara Desa Tanjung Burung bukan solusi terbaik, sebab kondisi permukaan tanah di pemukiman warga begitu rendah. Solusi terbaik, menurutnya, sejumlah warga yang biasa terkena genangan air di dekat Muara Desa Tanjung Burung, direlokasi ke tanah darat yang lebih tinggi. “Solusi terbaiknya, rumah warga harus direlokasi ke dataran yang lebih tinggi. Pembangunan turap tidak menyesesaikan permasalahan, karena terbukti setiap tahunnya daerah tersebut langganan banjir,” terang Kosrudin, mantan Kepala UPT Pendidikan Pakuhaji ini. (zky/mas)

Sumber: