Bayi Menangis, Dipukuli Ayahnya hingga Meninggal

Bayi Menangis, Dipukuli Ayahnya hingga Meninggal

TANGERANG-Bayi tewas di tangan ayahnya. Muhamad Syaifullah, bayi yang masih berumur 5 bulan meninggal akibat dipukul oleh ayahnya, Slamet Muhamad Nurdin (24). Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (6/2) pukul 17.30 WIB di rumah kontrakan Kampung Bulak Kambing Rt.01/01 Kelurahan Pajang, Kecamatan Benda, Kota Tangerang. Slamet kini mendekam di tahanan Polrestro Tangerang Kota. Sumini Andriani, suami Slamet, mengaku, awalnya melihat putranya sedang bermain dengan istrinya di ruang tamu. Tiba-tiba Syaifullah menangis. Sumini Andriani, lantas menenangkan bayinya tersebut. Setelah terdiam, Sumini yang berjualan di depan rumahya didatangi pembeli. Ia kemudian memberikan bayinya kepada Slamet. Setelah itu, ia melayani pembeli. "Jadi memang pada saat itu ada pembeli, makanya saya kasih anak saya kepada bapaknya untuk menjaganya. Saya dengar anak saya menangis, tetapi setelah itu diam karena pikir saya sudah ditenangi oleh suami saya,"ujar Sumini Kepada Tangerang Ekspres. Lanjut Sumini, setelah selesai melayani pembeli, masuk kembali masuk ke ruang tamu. Ia melihat suaminya duduk terdiam dan anaknya tergeletak di dalam ayunan dengan posisi diam. Karena curiga, ia mengecek anaknya kenapa tidak mau bergerak. "Ketika saya ke dalam saya lihat anak saya terdiam di dalam ayunan dan tidak bergerak, sedangkan suami saya duduk terdiam. Saya tidak percaya. Akhirnya saya mengajak suami saya ke RSUD Kalideres untuk memeriksa kondisi anak saya. Sampai di sana dokter menyatakan anak saya telah meninggal dan barulah suami saya mengaku telah memukul anak saya dengan tangan kanan ke dada dan perut saat anak saya menangis,"ungkapnya. Tak terima dengan perlakuan suaminya, Sumini menghubungi orangtuanya dan langsung melaporkan ke Polrestro Tangerang Kota. Ketika dikonfirmasi, Kasubag Humas Polrestro Tangerang Kota Kompol Abdul Rochim mengatakan, usai kejadian, istri pelaku yang melapor ke polres. "Setelah ada laporan, Satreskrim langsung mengamankan pelaku di rumahnya. Abdul Rochim menambahkan, pelaku tak dapat menahan emosi saat melihat anaknya menangis terus. "Pelaku mengaku karena capek pulang kerja dan kesal anaknya nangis," lanjutnya. (mg-9)

Sumber: