TKN Ralat Pernyataan Jokowi, Soal Pernyataan Propaganda Rusia

TKN Ralat Pernyataan Jokowi, Soal Pernyataan Propaganda Rusia

JAKARTA- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin mengklarifikasi pernyataan Jokowi soal 'propaganda Rusia'. TKN sebut hal itu hanya sebatas istilah semata dan tidak berhubungan dengan intervesi negara Rusia terhadap proses politik di Indonesia. Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily menuturkan, istilah 'propaganda Rusia' mulai populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel berjudul The Russian “Firehouse of Falsehood” Propaganda Model yang ditulis oleh Christopher Paul dan Miriam Matthews. "Artikel itu tercatat diterbitkan RAND tahun 2016. Artinya istilah itu sudah mulai populer sejak 3 tahun yang lalu. Murni istilah dan referensi akademik," ungkap Ace di Jakarta, kemarin (5/2). Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, penggunaan methode propaganda Firehose of Falsehood, ditengarai digunakan dalam berbagai proses politik elektoral di Brazil, Mexico dan terakhir juga di Venezuela. Kata Ace, hal ini sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era post-truth. Hal yang sama dikatakan Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding. Karding mengatakan, pernyataan itu, ditujukan kepada individu yang bekerja sebagai konsultan politik, namun menerapkan strategi yang jauh dari nilai demokrasi dan adab budaya bangsa Indonesia. Menurut Karding, ucapan capres Jokowi mesti dipahami sebagai sebuah kekhawatiran atas situasi politik yang kian panas. Dia mengatakan, sulit dipungkiri jika pilpres telah menciptakan friksi di antara anak bangsa. Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu melanjutkan, friksi itu salah satunya terjadi karena strategi politik kotor dari lawan-lawannya yang mau melakukan apa saja demi meraih kekuasaan. Termasuk dengan cara memfitnah, mengadu domba, dan memprovokasi masyrakat. Sementara itu, Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal Titiek Soeharto menegaskan, timses Prabowo-Sandi tidak pernah menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pilpres 2019. Menurut mantan istri Prabowo itu, pernyataan capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) mengenai hal ini tidak benar. Karena, kata dia, pihaknya tidak memiliki uang untuk membayar konsultan asing. "Nggak ada, boro-boro nggak punya duit buat bayar konsultan asing," ujar Titiek saat ditemui usai menghadiri acara Tasyakur Milad BKMT ke-38 dan Rakernas BKMT ke-3 di Gedung Sasana Kriya TMII, Jakarta Timur, Selasa (5/2). Sebelumnya, capres pejawat Jokowi mengatakan, bahwa pihak yang selama ini menudingnya sebagai antek asing, menggunakan konsultan politik asing untuk menebarkan fitnah. Menurut Jokowi, mereka menggunakan propaganda ala Rusia dengan cara menyebarkan kebohongan dan fitnah terus menerus. "Ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda yang namanya propaganda Rusia. Setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan fitnah, semburan-semburan dusta, semburan-semburan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan oleh bapak ibu sekalian, sebagai intelektual," kata Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan dari Forum Alumni Jatim, di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (2/2) lalu. Pernyataan Jokowi soal 'propaganda Rusia' mendapat tanggapan dari Kedubes Rusia untuk Indonesia. Melalui akun Twitter resmi @RusEmbJakarta pada Senin (4/2/2019), ia menyebut istilah tersebut hanya rekayasa Amerika Serikat. "Sebagaimana diketahui istilah 'propaganda Rusia' direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tegas Kedubes Rusia. (inp/rep)

Sumber: