Penyuluh Dibekali Ilmu Kesehatan Reproduksi

Penyuluh Dibekali Ilmu Kesehatan Reproduksi

CIPUTAT-Dinas Kesehatan Kota Tangsel menggelar penyuluhan kesehatan reproduksi kepada penyuluh calon pengantin kantor urasan agama (KUA) di Kota Tangsel. Penyuluhan yang dilakukan di Aula Blandongan, Balai Kota tersebut diikuti penyuluh dari bidang koordinator puskesmas, IMI ranting dan cabang, kader PKK dan kepala KUA. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Iin Sofiawati mengatakan, penyuluh kesehatan bagi calon pengantin memiliki peran penting untuk membuat masyarakat hidup sehat, khususnya soal reproduksi. "Kita sudah MoU dengan Kemenag Tangsel jika tiap ada calon pengantin, akan diberikan penyuluhan kesehatan yang dilakukan satu minggu atau sebulan sekali di kantor KUA," ujarnya, kepada Tangerang Ekspres, Selasa (29/1). Iin menambahkan, penyuluhan kesehatan tersebut mulai dari reproduksi remaja, pemberian tablet tambah darah, ibu hamil harus diperiksa berapa kali, sampai implementasi 1.000 hari pertama kehidupan. Dinkes juga melayani imunisasi tetanus toxoid (TT), ibu hamil diimunisasi ini supaya saat melahirkan tidak kena tetatus. "Ini salah cara untuk kurangi angka kematiaan bayi dan ibu," tambahnya. Untuk memberi pemahaman yang benar kepada calon pengantin, makanya diperlukan penyuluhan bagi penyuluhnya. Yakni, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin. Petugas kesehatan puskesmas dan jaringannya bisa memberikan komunikasi informasi dan edukasi (KIE), kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin. "Diharapkan petugas kesehatan di puskesmas dan jaringannya bisa berkoordinasi dengan lembaga keagamaan dan instansi terkait dalam memberikan KIE, kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin," tuturnya. Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, calon pengantin merupakan kelompok sasaran yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masa sebelum hamil. Sayangnya, jelang pemikahan, banyak calon pengantin yang tidak mempunyai cukup pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi dalam berkeluarga. "Sehingga, setelah menikah kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta tidak didukung oleh status kesehatan yang optimal," ujarnya. Airin menambahkan, saat ini kita masih menghadapi permasalahan kesehatan reproduksi, antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berbagai intervensi telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi namun, hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif seperti adanya risiko penularan penyakit, komplikasi kehamilan, kecacatan bahkan kematian ibu dan bayi. Pemberian komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi kepada calon pengantin sangat diperlukan untuk memastikan calon pengantin mempunyai pengetahuan yang cukup dalam merencanakan kehamilan dan mempersiapkan keluarga yang sehat. "Dengan konsep paradigma sehat, maka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB harus dilaksanakan lebih kearah hulu, yaitu pada masa sebelum hamil atau prakonsepsi dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif," tambahnya. Penyuluh calon pengantin mempunyai peran strategis untuk memberikan informasi pentingnya kesehatan reproduksi. Sehingga dapat memotivasi calon pengantin untuk memeriksakan kesehatannya ke fasilitas pelayanan kesehatan. "Jadi penyuluh kesehatan calon pengantin perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi," ungkapnya. Ibu dua anak tersebut menjelaskan, dahulu calon pengantin diwajibkan menanam pohon saat mendaftarkan diri ke KUA dan itu untuk edukasi menjaga lingkungan. Saat ini, bisa saja calon pengantin disuruh buat janji agar menanam pohon di lingkungan rumahnya. Menurutnya, dulu itu pernah dilakukan dan ia berharap calon pengantin untuk membawa pohon dan ditanam di Tangsel. "Sekarang program ini tidak berjalan dan saya imbau agar ini dilakukan lagi dan pernah dilakukan pada 2012-2013," tuturnya. (bud)

Sumber: