Bripka Wahyudin, Polisi Pengendara Motor Perpustakaan Keliling

Bripka Wahyudin, Polisi Pengendara Motor Perpustakaan Keliling

Pak Wahyu Otong. Demikian ia dipanggil. Nama lengkapnya Wahyudin. Polisi berpangkat Brigadir Kepala. Ia sudah dua tahun blusukan menebar virus literasi hingga ke pelosok desa di Kabupaten Tangerang. Agar semua buku bisa terangkut, anggota Bhabinkamtibmas Polresta Tangerang itu rela memodifikasi sepeda motornya menjadi perpustakaan keliling. KHANIF LUTFI-TIGARAKSA Sepeda motor berstiker Bhabinkamtibmas berderu di tengah kepulan asap kendaraan di Jalan Raya Serang-Jakarta, Kabupaten Tangerang. Di jok belakang, terlihat dua boks modifikasi bertuliskan Perpustakaan Keliling. Sekitar 200 buku dibawa Bripka Wahyudin menuju Madrasah Ibtidaiyah Al Husna, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Selasa (15/1) pagi. Sesampainya di depan sekolah, tangannya melambai ke sekumpulan siswa yang tengah bermain di dekat kantin. Kedatangannya bak disambut penjual mainan. Mereka berlari menuju sepeda motor tersebut. Isi boks dikeluarkan. Sebuah terpal berwarna biru ia gelar sebagai alas tempat membaca. "Ini tugas harian, senang saja melihat anak-anak membaca buku," ujarnya mengawali perbincangan kepada Fajar Indonesia Network. Buku-buku yang dibawa Wahyudin jarang bertema serius. Rata-rata berisi buku fiksi dan beberapa pengetahuan umum yang berisi gambar yang menarik minat baca anak-anak. Seperti buku ilmu pengetahuan alam yang diselingi komik dan gambar karikatur yang lucu. "Sebelum berangkat, saya pilah-pilah dahulu buku bacaanya di rumah. Anak-anak senang buku yang bergambar," katanya. Setelah isi boks dikeluarkan, anak-anak mengantre dan memilih buku kesukaannya. Kebanyakan berisi cerita dan dongeng. Ada pula yang mencari buku agama. Ada pula yang membaca berdua. Wahyudin mengatakan, ada lebih dari 20 sekolah yang setiap minggu didatanginya dengan motor perpustakaan kelilingnya tersebut. "Jadi saya punya jadwalnya sendiri mas. Kalau hari ini di sini, lalu nanti siang saya ke sekolah lain. Besoknya pun saya ke sekolah yang lain pula," ungkapnya. Sementara itu, para guru terlihat mengawasi dari dalam ruangan. Bel istirahat pun berbunyi. Motor Wahyudin kembali dibanjiri anak-anak dan guru. Mereka berbaur bersama, baik yang membaca dalam hati ataupun bersuara. Disinggung soal sepeda motornya, ia mengatakan motor ini sengaja dimodifikiasi setelah ada perintah langsung untuk menebar virus literasi. "Ini namanya motor bahagia Bhabinkamtibmas. Saya buatkan boks seperti penjual roti keliling. Tapi isinya semua buku. Ya, maksudnya agar siswa bisa jemput bola," ujarnya. Dikatakannya, inisiatif membuat motor literasi merupakan upaya kepolisian untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa. Diakui Wahyudin, sumber buku yang ada di perpustakaannya saat ini datang dari beberapa pihak. Mulai dari kepolisian, sumbangan para rekan polisi dan pihak yang bersimpati terhadap kegiatan tersebut. "Buku yang kami sediakan variatif dan untuk anak-anak. Jumlah buku di sana sekarang sudah ratusan," papar Wahyudin. Menurutnya, motor perpustakaan keliling itu mampu menumbuhkan minat membaca mereka . Dengan program Pos Cisadane, Wahyudin juga menggerakkan perpustakaan mungil tak jauh dari Polsek Cisoka, tempatnya bertugas. Animo siswa cukup tinggi. "Animo membaca siswa di Cikande sangat tinggi," terangnya. Kepala SMP Al-Husna Mukhlis Fauzi mengapresiasi motor Bhabinkamtibmas yang difungsikan menjadi perpustakaan keliling. Dia beserta dewan guru berterima kasih kepada Polresta Tangerang atas program itu. "Jujur saja saya speechless, tidak bisa banyak berkata. Saya salut dan tidak menyangka Polresta Tangerang memiliki program yang luar biasa," kata Fauzi. (*)

Sumber: