Solusi Longsor Belum Tuntas
SERPONG-Solusi bagi korban longsor di dua kamung di Kecamatan Setu, belum tuntas. Sampai saat ini, belum ada kejelasan tentang jalan keluar dari masalah yang dihadapi puluhan keluarga di dua kampung itu. Dikethaui, longsor di dua kampung itu terjadi pada Rabu (11/5) lalu. Ada dua kampung yang diterjang longsor. Yakni, Kampung Sengkol, Kelurahan Muncul dan Kampung Koceak, Kelurahan Keranggan. Di Sengkol ada 5 rumah tak laik huni. Sementara di Koceak ada 22 rumah tak laik huni dan kawasannya disetrilkan. Namun demikian, sampai saat ini, Pemkot Tangsel belum bisa menetapkan bantuan dana yang akan diberikan. Alasannya, untuk bencana di dua kampung itu, tidak bisa enggunakan APBD Kota Tangsel. Pemkot Tangsel menyatakan, kejadian tanah dan rumah ambles itu belum termasuk bencana daerah. Hal tersebut, sudah menjadi keputusan Pemkot Tangsel bersama dengan pimpinan DPRD Kota Tangsel, pada rapat pimpinan di gedung IFA DPRD Tangsel, Kamis (18/5). Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel Muhamad menjelaskan, bantuan relokasi paling bisa dilakukan secara sukarela. Menurutnya, akan menyalahi aturan bila Pemkot Tangsel melakukan relokasi menggunakan APBD. Untuk itu, Pemkot sudah berkoordinasi dengan pihak swasta agar mau membantu Pemkot mengeluarkan dana, membangun kembali rumah warga yang sudah tak bisa ditempati kembali. “Ini (longsor Setu, red) bukan bencana, kita gak bisa keluarkan APBD. Pakai CSR, atau dana sukarela dan bantuan dari pihak lain. Itu sumber dana yang akan kita coba fasilitasi. Terbuka bagi yang mau membantu, masa orang mau beramal gak boleh,” jelasnya, di Serpong usai rapat pimpinan DPRD. Muhamad juga menjelaskan, relokasi warga diprioritaskan bagi warga yang sudah tak memiliki rumah. Bahkan, Pemkot Tangsel juga sudah berkoordinasi dengan salah satu pengembang perumahan yang berada dekat dengan kedua area longsor itu. “Yang jelas kita berkoordinasi dengan swasta agar sama-sama membantu tanggung jawab moral Pemkot Tangsel membantu warga yang tertimpa musibah. Bantuannya terbuka bagi siapa saja,” kata Muhamad yang juga ketua PSSI Tangtsel itu. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel Saleh Asnawi menegaskan, siap menukarkan tanah pribadinya bagi korban longsor yang telah kehilangan rumah. Sejak kejadian longsor itu, Saleh sudah berkoordinasi dengan Pemkot Tangsel membahas relokasi tersebut. Saleh menuturkan, ia memiliki kedekatan emosional sejak lama dengan warga di dua wilayah longsor tersebut. Sebab, mayoritas warga Kelurahan Keranggan dan Muncul merupakan konstituen yang mengusungnya menjadi anggota DPRD Kota Tangsel. “Saya antusias, siap membantu menukarkan tanah milik saya. Terutama bagi warga yang telah kehilangan rumahnya. Muncul dan Keranggan itu konstituen saya dan saya sejak lama memiliki ikatan emosional di sana. Sejak kejadian walikota dan wakil walikota sudah berkoordinasi dan saya siapkan bidang tanahnya. Untuk bangunannya nanti kita bahas kembali dan pemkot pikirkan kembali,” ungkapnya kepada Tangerang Ekspres. Saleh Asnawi yang juga pemilik Lubana Grup ini akan menyediakan tanah di wilayah sekitar yang tak jauh Kampung Koceak. Ia juga menambahkan, kejadian longsor itu dikatakan musibah karena akibat topografi tanah yang sudah tak alami lagi, serta tak memakan korban jiwa. “Selain bantuan penukaran tanah dari saya dalam kapasitas sebagai pengusaha, nanti pengusaha lainnya juga difasilitasi Pemkot untuk turut membantu juga. Jangka panjangnya relokasi bagi yang rawan longsor juga, tapi biayanya yang dipikirkan. Sementara bagi yang terdampak yang direlokasi,” imbuhnya yang juga Ketua partai Hanura Kota Tangsel itu. (mg-22/esa)
Sumber: