Operasional BRT Rp12 Miliar, Disetop Sementara, Menunggu Pemenang Tender
TANGERANG-Bus Rapid Transit (BRT) berhenti beroperasi. Namun, ini hanya sementara. Perusahaan yang mengoperasikan BRT sudah habis kontraknya. Pemkot Tangerang sedang mencari perusahaan baru yang akan mengoperasikan BRT. Proses tender masih berlangsung. Untuk operasional 2019, Pemkot Tangerang menyiapkan dana Rp 12 miliar. Anggaran sebesar itu untuk operasional koridor 1 dan 2. Masing-masing koridor dianggarkan Rp 6 miliar. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman, anggaran Rp 12 miliar tersebut telah dianggarkan di APBD 2019. Nantinya akan memenuhi semua kebutuhan BRT selama setahun mulai dari jalur, perawatan hingga gaji sopir bus. "Anggaran tersebut hanya tinggal menunggu siapa yang menang lelang. Saat ini lelang sedang berjalan,"ujarnya. "Sampai detik ini masih belum ada keputusan siapa pemenang lelangnya. Jika sudah ada, baru bisa dijalankan kembali. Saya harap masyarakat bisa bersabar. Insya Allah dalam waktu dekat BRT bisa kembali dioperasikan," katanya. Saeful mengatakan, anggaran dibagi menjadi dua. Satu koridor akan mendapatkan anggaran Rp6 miliar dan itu harus digunakan untuk kebutuhan operasional BRT. "Kita bagi dua anggarannya, karena saat ini yang sudah aktif baru koridor 1 dan 2. Jadi dengan adanya anggaran tersebut, semua kebutuhan BRT sudah bisa tercukupi. Walaupun tidak banyak yang terpenting bisa semua ter- cover," paparnya. Saeful menambahkan, Pemkot Tangerang sedang fokus untuk melakukan penambahan rute. Salah satunya, menyambungkan BRT dengan koridor 13 Transjakarta rute Ciledug-Tendean. "Tahun ini kami akan melakukan integrasi BRT dengan koridor 13. Warga yang ingin menggunakan Transjakarta bisa menggunakan BRT dan berhenti di koridor 13 yang berada di CBD Ciledug,"paparnya. (mg-9)
Sumber: