Kawasan Royal Berubah, Dari Kumuh Jadi Kawasan Bergengsi Kota Serang
PEMBANGUNAN: Proses pembangunan kawasan royal yang akan menjadi destinasi terbaru di Kota Serang.(Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERAN G — Suara alat berat dan deru mesin bor kini menjadi musik baru di kawasan Royal, jantung perdagangan Kota Serang. Di tengah panas siang yang menyengat, barisan pekerja berseragam oranye sibuk menata batu paving, mengecat tembok, dan memperlebar trotoar yang dulu sempit dan dipenuhi pedagang kaki lima.
Debu-debu proyek menari di udara, sementara pemilik toko menatap geliat pembangunan itu dengan harapan baru. Kawasan yang selama bertahun-tahun dikenal kumuh, kini sedang bertransformasi menjadi ruang publik modern dengan konsep mirip Braga di Bandung, yang memadukan nilai ekonomi dan estetika.
Tak ada yang menyangkal, kawasan Royal dulunya adalah titik paling sibuk sekaligus paling semrawut di Kota Serang. PKL berjejer di depan toko, trotoar dipakai untuk parkir motor, dan kendaraan kerap menumpuk di sepanjang jalan. Saat malam tiba, lampu temaram dan kabel berseliweran menjadi pemandangan biasa.
Bagi pemilik toko, situasi itu seringkali jadi dilema. Mereka ingin ramai pembeli, tapi juga lelah dengan ketidaktertiban yang membuat kawasan sulit diakses.
Ivan, pemilik toko elektronik yang sudah berjualan sejak awal 2000-an, mengingat betul suasana dulu. “Ya kalau soal pembangunan ini kita sebagai pemilik toko tentu menganggapnya sebagai sesuatu yang positif,” ujarnya sambil memperhatikan pekerja yang sedang merapikan saluran air di depan tokonya.
“Selama ini memang kawasan Royal ini sangat tidak tertata dan kadang merugikan bagi kita, para pemilik toko,” sambungnya.
Ivan bercerita, dulu pelanggan sering mengeluh kesulitan parkir atau bahkan enggan datang karena jalan terlalu padat. Kini, ia melihat perubahan nyata. “Sekarang mulai rapi. Trotoar dilebarin, jalanan dibersihkan, dan toko-toko diminta memperbaiki tampilan fasadnya. Tapi saya berharap, pemerintah juga memikirkan akses bagi pengunjung, jangan cuma tampilan yang bagus,” katanya.
Suasana pembangunan di kawasan Royal kini seperti harmoni antara kerja keras dan semangat baru. Di beberapa titik, fasad toko sudah dicat ulang dengan warna senada, menciptakan kesan rapi dan modern.
Papan reklame yang dulu bertumpuk kini diturunkan satu per satu. Lampu jalan dengan desain klasik mulai dipasang di sudut-sudut tertentu, memberi gambaran seperti apa wajah Royal nanti setelah rampung, ruang publik yang hidup, tertib, dan nyaman untuk semua.
Di seberang jalan, beberapa anak muda berhenti sejenak untuk melihat-lihat perubahan kawasan. Salah satunya Rido, warga Ciracas yang hampir setiap minggu melewati Royal sepulang kerja.
“Respon saya sih senang banget, ya,” katanya dengan semangat. “Royal ini dulunya kumuh, banyak PKL di mana-mana, jalannya sempit. Sekarang lagi dibangun dan dipercantik lagi. Kalau nanti jadi tempat nongkrong yang enak, ini hal positif buat Kota Serang.”
Menurutnya, warga Kota Serang sudah lama menantikan ruang publik seperti ini. ”Nanti kalau sudah jadi, pasti ramai. Bisa jadi tempat orang jalan sore, ngopi, foto-foto. Saya berharap warga Kota Serang bisa menikmati dan sama-sama menjaga kawasan ini supaya tetap indah,” tambahnya.
Bagi mereka, perubahan Royal bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang peluang. Kawasan yang dulu dihindari karena macet dan kumuh, kini berpotensi menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal dan warga sekitar.
“Kalau pemerintah serius, ini bisa jadi ikon baru Kota Serang. Selama pedagang juga ikut menyesuaikan dan masyarakat bisa menjaga kebersihan, saya yakin Royal bisa sebagus yang kita harapkan,” ujarnya.
Sumber:

