Pemudik tahun ini yang melintasi Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, dipastikan harus merogoh kocek lebih dalam. Pasalnyam tarif jasa penyeberangan penumpang dan kendaraan menggunakan kapal laut baik dari Pelabuhan Bakauheni menuju Merak, Banten, ataupun sebaliknya naik sejak Senin (15/5).
Kenaikan tarif tersebut berdasarkan Surat Nomor: Peng.03/UM.006/ASDP-PPB/2017 tentang Pemberlakuan Tarif Baru Tiket Terpadu Lintas Antar Provinsi pada Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.
Manajer Operasional ASDP Bakauheni Yefri Hendri membenarkan informasi terkait kenaikan tarif tersebut. Dia mengatakan, kenaikan tarif itu merupakan keputusan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
’’Itu (kenaikan tarif, Red) SK Menhub melalui Dirjen Perhubungan Darat. Kalau kami hanya melaksanakan,” ujarnya seperti ditulis Radar Lampung (Jawa Pos Group), Rabu (17/5).
Dia menjelaskan, kenaikan tarif tersebut di antaranya untuk penumpang ekonomi dewasa dari tarif lama Rp13.000 menjadi Rp15.000 serta penumpang ekonomi anak-anak naik dari Rp7.000 menjadi Rp8.000.
Sedangkan untuk kendaraan, golongan I naik dari Rp20.000 menjadi Rp22.000, golongan II dari Rp45.000 menjadi Rp51.000, dan golongan III dari Rp100.000 menjadi Rp114.000. (Selengkapnya lihat grafis, Red)
Sementara itu, Polda Lampung khususnya direktorat lalu lintas (ditlantas) terus mempersiapkan keamanan mudik tahun ini.
Direktur Lalu Lintas Polda Lampung Kombes Prahoro Tri Wahyono mengaku telah menyurvei ruas-ruas jalan yang bisa digunakan pemudik. Mulai jalan lintas timur, barat, dan jalan lintas tengah. Termasuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Dari hasil surveinya, JTTS tidak akan direkomendasikan untuk jalur mudik pada Lebaran tahun ini. ’’Kalau untuk alternatif tidak apa-apa. Tetapi kalau untuk jalur utama tidak,” ujarnya.
Dia menjelaskan, alasan JTTS hanya dijadikan jalur alternatif karena jalan tol belum sepenuhnya selesai. Selain itu, jika pemudik melintasi JTTS, dipastikan jarak tempuh malah semakin jauh. ’’Jadi kami tidak merekomendasikan sebagai jalur mudik. Apalagi, jalur utama juga lancar kok,” katanya.
Pada kesempatan kemarin, Prahoro menilai kemacetan yang sering terjadi pada arus mudik disebabkan banyak pemudik enggan melanjutkan perjalanan di malam hari sehingga menumpuk di Pelabuhan Bakauheni.
’’Mereka lebih memilih berangkat subuh atau pagi hari. Hal inilah yang menyebabkan membeludaknya kendaraan di jalan raya,” nilainya.
Prahoro mengimbau pemudik untuk meneruskan perjalanannya dan jangan ada yang menginap di pelabuhan. ’’Kalau masalah kekhawatiran karena keamanan, kami sudah mengantisipasinya dengan menempatkan anggota di titik-titik rawan,” ucapnya. (yud/c1/whk/nas/JPG)