Jakarta-- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi sepanjang tahun ini bisa berada di bawah tiga persen. Prediksi itu dilatarbelakangi pencapaian inflasi hingga Oktober 2018 sebesar 3,16 persen secara tahunan. "Inflasi tahun ini bisa sekitar tiga persen, bisa kurang sedikit atau bisa lebih sedikit. Saya cenderung katakan kurang sedikit (dari tiga persen)," papar Darmin, Senin (3/12). Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan sebesar 0,28 persen. Sementara, secara tahun kalender tercatat sebesar 2,22 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni dengan andil 0,1 persen. Kontributor inflasi terbesar kedua dengan andil sebesar 0,05 persen terdiri dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Bila prediksi inflasi di bawah tiga persen terealisasi, artinya angka itu lebih kecil dibandingkan dengan inflasi sepanjang 2017 lalu yang mencapai 3,61 secara tahunan. Dengan prediksi inflasi di bawah tiga persen itu, Darmin menyebut ekonomi dalam negeri terbilang masih cukup stabil. Bahkan, ia cukup percaya diri untuk mengatakan kualitas ekonomi Indonesia memang positif. Namun, hal itu tak hanya dilihat dari tingkat inflasi, melainkan juga tingkat pengangguran dan gini ratio. Pada semester I 2018, tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,13 persen dan gini ratio 0,389. "Pemerintahan Pak Joko Widodo (Jokowi) dan Pak Jusuf Kalla barangkali memperkenalkan suatu pendekatan yang agak berbeda dengan yang beberapa tahun terakhir ini," ucap Darmin. Salah satu pendekatan yang dimaksud Darmin, yakni pembangunan infrastruktur yang terus digenjot. Kemudian, kebijakan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). "Tahun depan Presiden Jokowi perintahkan kerahkan pendidikan dan pelatihan vokasi besar-besaran untuk perbaiki SDM," ujar Darmin. Beras Picu Sementara itu, BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 0,27 persen secara bulanan pada November 2018. Inflasi ini menurun tipis dari bulan sebelumnya sebesar 0,28 persen. Sementara secara tahun berjalan, inflasi sebesar 2,5 persen dan secara tahunan mencapai 3,23 persen pada November 2018. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sumbangan inflasi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,06 persen dan inflasi sebesar 0,24 persen. "Inflasi kelompok perumahan disumbang oleh upah tukang bukan mandor, peningkatan beberapa bahan bangunan, seperti besi beton dan cat tembok, serta kenaikan sewa kos," ujarnya di Kantor BPS, Senin (3/12). Sumbangan inflasi selanjutnya berasal dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,25 persen. Inflasi terjadi karena harga beberapa komoditas pangan meningkat. Hal ini lantaran ada perubahan cuaca yang mempengaruhi posisi pasokan. "Kenaikan harga bawang merah memberi andil 0,04 persen, beras 0,03 persen, telur ayam ras dan tomat sayur masing-masing 0,01 persen," katanya. Meski begitu, BPS mencatat beberapa komoditas pangan ada yang mengalami penurunan harga, misalnya cabai merah, daging ayam ras, beberapa buah-buahan, dan minyak goreng. Selanjutnya, inflasi disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau denganandol 0,04 persen dan inflasi 0,2 persen. Penyebab utama inflasi berasal dari harga rokok kretek filter sebesar 0,01 persen. Lalu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil 0,1 persen dan inflasi 0,56 persen. Kemudian, kelompok sandang dan kesehatan, andilnya masing-masing 0,01 persen dengan inflasi 0,23 persen dan 0,36 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,05 persen. Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,52 persen, komponen inflasi inti (core inflation) inflasi 0,22 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) inflasi 0,23 persen. "Seperti diketahui, belum lama ini pemerintah meningkatkan harga Pertamax," imbuhnya. Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi di 70 kota dengan inflasi tertinggi di Merauke sebesar 2,05 persen dan terendah di Balikpapan 0,01 persen. Sementara 12 kota lainnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Medan minus 0,64 persen dan terendah di Pematangsiantar serta Pangkal Pinang masing-masing minus 0,01 persen.(cnn)
Inflasi 2018 Bisa di Bawah 3%, Bawang Merah dan Beras Picu Inflasi November
Selasa 04-12-2018,04:47 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :