Persita Tangerang sukses memetik poin penuh saat menjamu PS Bengkulu, 1-0, Selasa (9/5) sore dalam laga lanjutan babak penyisihan grup 2 Liga 2 tahun 2017. Gol semata wayang Pendekar Cisadane pada laga di Stadion Maulana Yusuf, julukan Persita, dicetak Aldi Al Achya pada menit 21 melalui titik penalti. Penalti diberikan setelah M. Solechudin yang melakukan penetrasi ke kotak penalti dijegal bek PS Bengkulu Ilham Wibowo. Aldi yang menjadi eksekutor menaklukkan Iwan Muhammad Darmawan meski sempat diblok tapi bola meluncur kedalam gawang PS. Bengkulu. Dengan hasil ini, Persita mengkudeta PS. Bengkulu besutan Maman Suryaman sebagai pimpinan klasemen sementara grup 2 dengan nilai 9 dari 3 kali menang, dan 1 kali kalah. Sementara PS. Bengkulu turun diurutan kedua dengan nilai 7 dari 2 kali menang, 1 kali seri, dan 1 kali kalah. Pelatih Persita Tangerang Bambang Nurdiansyah mengakui skuatnya tak tampil sesuai skenario di babak kedua. "Kita harus akui babak kedua PS Bengkulu lebih dominan, pemain-pemain muda PS. Bengkulu tampil lebih konsisten. Sedangkan pemain kami yang banyak pemain senior mulai menurun kebugarannya, itu sempat membuat kami was-was," ucap Banur, sapaan Bambang Nurdiansyah. "Saya salut dengan permainan mereka, tim ini berbahaya. Lini tengahnya bagus beruntung penyerangnya kurang tajam. Beruntung kami punya pertahanan yang kokoh sehingga mampu mempertahankan keunggulan 1-0,” ujar Banur dihadapan wartawan kemarin usai laga. Meski begitu, lanjut dia, skuat masih banyak yang harus dievaluasi usai laga krusial ini. “Setiap setelah pertandingan pasti harus ada yang dievaluasi. Yang sudah bagus akan kita pertahankan dan yang kurang akan kita tingkatkan karena seandainya kita lolos dari grup 2 ini persaingan di liga 2 ini sangat ketat,” ungkap dia. Sementara itu, Pelatih PS Bengkulu Maman Suryaman menyatakan, secara permainan timnya menguasai jalannya pertandingan. Hanya saja, lanjut dia, timnya kalah jam terbang dibandingkan Persita. “Secara permainan imbang. Cuma permainan kita tidak berkembang mungkin karena lawannya berpengalaman jadi mereka sedikit gugup,” kata Maman. Kata Maman, kekalahan timnya bukan hanya karena hadiah penalti tapi karena kebanyakan pemain mereka terlalu terpukau dengan pemain senior yang ada di Persita. "Kami intruksikan untuk menekan Persita dengan modal kecepatan pemain kami, tapi mereka kurang menekan hasilnya ritme permainan dikuasai Persita," ujarnya. (apw/rbnn)
Kudeta Laskar Tabo Kito
Rabu 10-05-2017,04:21 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :