KAPTEN Borussia Dortmund Marco Reus tampil menggila. Pada Der Klassiker pertamanya sebagai kapten Die Borussen kemarin (11/11), Reus membobol gawang seteru beratnya dua kali. Sejak bergabung dengan Dortmund musim panas 2012 lalu, inilah brace kedua Reus setelah melakukannya di Piala DFL Super 2013-2014. Dortmund menghajar Bayern 3-2 di Signal Iduna Park kemarin. Tiga poin Dortmund pada spieltag ke-11 kemarin membuat Reus dkk menduduki posisi teratas dengan poin 27 dan unggul tujuh angka atas Bayern (27-20). Dengan enam spieltag tersisa kans Dortmund menjadi juara paruh musim sangat besar. Dari jadwal yang tersisa, hanya laga versus Borussi Moenchengladbach yang paling berat dan dilakukan di spieltag ke-17 (21/12). Sama halnya dengan Dortmund, maka Bayern juga masih memiliki satu spieltag melawan tim empat besar klasemen. Yakni versus RB Leipzig pada spieltag ke-16 (19/12). Nah, untuk membalas dendam kekalahan di Signal Iduna Park kemarin Bayern harus bersabar lima bulan lagi. Giliran Bayern menjadi tuan rumah versus Dortmund terjadi pekan pertama April tahun depan. Atau sekitar tanggal 5-8 April. Reus membikin brace pada menit ke-47 dari titik penalti dan 67. Yang kemudian dilengkapi Paco Alcacer (73'). Sementara gol Die Roten keduanya dikontribusikan Robert Lewan (26',52'). Dalam situs resmi Dortmund Reus mengatakan kedua tim menunjukkan performa yang sama-sama bagus. Di babak pertama, Bayern berkuasa absolut. Versi statistik Squawka, Bayern melakukan enam tembakan ke gawang Dortmund. Sementara Dortmund cuma sekali. "Tapi di babak kedua kami lebih agresif dan berusaha membuat peluang gol sebanyak mungkin. Kami punya dua atau tiga peluang yang seharusnya bisa dikonversi jadi gol di laga itu,” tutur eks pemain Borussia Moenchengladbach itu. Menurut Stats Zone dalam pertandingan kemarin Reus dan Franck Ribery (Bayern Muenchen) sama-sama mengahasilkan enam tembakan. Bedanya di angka akurasi. Reus dari enam tembakan, empat on target. Sedangkan Ribery dari enam percobaan namun hanya satu yang tepat sasaran. Selain Reus yang tampil luar biasa kecerdikan der trainer Dortmund Lucien Favre dalam merespon kekalahan satu gol di babak pertama sangat cerdik. Gelandang Julian Weigl diganti oleh Mahmoud Dahoud pada babak kedua. Pergantian ini membantu Dortmund lebih mengontrol lini tengah. Kerja bareng Dahoud dan Axel Witsel di babak kedua membuat Dortmund berkuasa di middle third. Dahoud yang baru masuk babak kedua melakukan 18 umpan di middle third sedangkan Weigl hanya 12 kali. Bavarian Football menyebutkan baik Weigl maupun Dahoud sama-sama pemain cerdas dengan kemampuan umpan yang bagus. “Akan tetapi karakter Weigl adalah menahan bola lebih lama ketika membawa bola. Sedangkan Dahoud lebih dinamis dan ini merepotkan Bayern,” tulis Bavarian Footbal. Favre pun kepada ESPN mengakui jika adanya Dahoud membuat kerja Witsel lebih enteng. Kontrol keduanya di lini tengah membuat gelandang Bayern Javi Martinez kelabakan. “(Kemenangan) Ini membuat kami tetap ada di posisi pertama, lalu disusul Gladbach, dan ketiga Bayern. Kompetisi masih panjang dan mereka (Bayern, red) masih berpeluang (juara),” tutur Favre. Sementara itu, Bavarian Football menganalisis jika kelalaian bek kiri David Alaba mengawal areanya membuat gol kedua dan ketiga Dortmund tercipta dari sisi tersebut. Alaba yang membantu serangan sering alpa mundur dan menutup wilayahnya. Selain Alaba, celah diantara pertahanan Bayern setelah Mats Hummels diganti menit ke-66 dengan Niklas Suele terlihat nyata. Suele seperti gelagapan menghadapi kecepatan lari melawan Alcacer. Upaya merespon ketinggalan timnya dengan melakukan pergantian ketika Bayern kalah 2-3 oleh der trainer Niko Kovac sangat terlambat. Untuk membantu Javi Martinez memenangi lini tengah maka Renato Sanchez dimasukkan menit k-74 menggantikan Serge Gnabry. Padahal semenit sebelumnya, Bayern sudah kalah. (jpg/apw)
B. Dortmund vs B. Muenchen (3-2), Sinyal Juara Paruh Musim
Senin 12-11-2018,03:38 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :