Hasil Imbang, Indonesia Kalah Adu Penalti dari UEA 3-4

Sabtu 25-08-2018,03:57 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIM nasional (Timnas) Indonesia U-23 terhenti di babak 16 besar sepakbola Asian Games 2018. 'Garuda Muda' kalah 3-4 dalam babak adu penalti dari Uni Emirat Arab (UEA). Para pendukung Merah Putih mengecam wasit Australia Shaun Robert Evans sebagai biang kerok kekalahan tim idola mereka. Bahkan Bima Sakti diusir Evans saat akhir babak kedua. Kekesalan pendukung timnas Garuda tidak lepas dari dua penalti yang diberikan wasit bule tersebut kepada skuat asuhan Luis Milla. Akibatnya, Indonesia dua kali tertinggal walau akhirnya bisa menyamakan skor menjadi 2-1. Dalam pertandingan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jumat (24/8) sore WIB, Indonesia tertinggal lewat penalti Zayed Alameri di menit ke-20. Beto Goncalves lantas menyamakan skor untuk 'Garuda Muda' di menit ke-52. Tapi penalti kedua Zayed di menit ke-65 kembali bikin Indonesia tertinggal. Stefano Lilipaly menjadi penyelamat sementara dengan menyamakan kedudukan secara dramatis di menit ke-94. Saat pertandingan di babak tambahan, peluang Indonesia menambah gol dihadang pemain belakang UEA. Ilham Udin yang berlari kencang dan sudah lolos dari kawalam dijegal keras, tapi Evans hanya memberi kartu kuning pemain UEA. Hingga akhir babak tambahan, tak ada gol tercipta sehingga pemenang ditentukan lewat babak adu penalti. Indonesia kalah 3-4 setelah dua penendang gagal menceploskan bola, yakni Septian David Maulana dan Saddil Ramdani. Sementara UEA cuma punya satu penendang gagal, yakni Abdalla Ghanim Alalawi. Penendang terakhir Abdulla Husain memastikan UEA melaju ke perempatfinal dan akan menghadapi pemenang antara Bangladesh vs Korea Utara. Menanggapi kekalahan timnya, pelatih timnas Indonesia U-23, Luis Milla, lebih menyoroti kinerja pengadil di lapangan. Ia menyebut Evans tak punya hati. Dia juga menegaskan sepakbola terkadang sangat kejam usai Indonesia tersingkir di cabang sepakbola Asian Games 2018. Milla sangat marah dalam konferensi pers pasca pertandingan. Dengan nada suara tinggi, Milla menilai wasit Evans tak layak memimpin lagi pertandingan. "Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami. Saya terbawa emosi karena lihat kerja keras pemain sudah luar biasa. Saya rasa kami tidak pantas tersingkir," kata Milla. "Tapi, yang terjadi, ya, terjadilah. Sepakbola terkadang kejam. Saya harap suporter bangga dengan para pemain. Terima kasih juga untuk suporter yang sudah datang sebagai pemain ke-12," sambungnya. "Buat saya wasit hari ini tidak punya level untuk memimpin pertandingan atau dia punya level, tapi tidak punya hati. Dia tidak lihat perjuangan pemain, tidak lihat perjuangan para pemain yang masih muda. Saya rasa dia sudah tidak pantas memimpin di Asian Games," tambah dia. Namun pandangan yang bertolak belakang justru diberikan pelatih UEA, Maciej Skorza. Juru taktik asal Polandia itu menyebut Evan telah memimpin laga dengan sangat baik. "Dalam opini saya wasit hari ini memimpin laga dengan sangat-sangat bagus. Dia tenang dan sangat baik dalam mengendalikan situasi," ungkapnya dalam konferensi pers pascapertandingan. Skorza juga menolak tudingan bahwa anak asuhnya sengaja memperlambat tempo dan mengulur-ulur waktu, dengan berpura-pura cedera, seperti banyak adegan yang tersaji sepanjang jalannya laga. "Tentu saja selama jalannya laga, terutama duel seperti ini, ada begitu banyak emosi. Namun itu bukanlah tujuan kami untuk 'tidak bermain', karena kami selalu bertujuan dan berusaha untuk bermain," tuturnya. "Namun terkadang ada emosi pemain yang menggiringnya ke sana karena laga ini juga sangat keras. Ada banyak benturan keras, jadi buat saya, apa yang terlihat adalah normal," pungkasnya. (apw/gdc)

Tags :
Kategori :

Terkait