KP-ASI Dorong Pemberian ASI Ekslusif

Selasa 14-08-2018,04:16 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PAKUHAJI – Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif wajib diberikan kepada bayi. Namun kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI ekslusif belum sepenuhnya dipahami. Upaya meningkatkan pemahaman masyarakat pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif, Puskesmas Pakuhaji membentuk Kelompok Pendukung (KP) ASI. Pelaksana Gizi Puskesmas Pakuhaji Bidan Rustoniah mengatakan, KP ASI dibentuk untuk memberikan nasihat praktis kepada ibu hamil atau menyusui, beserta keluarganya tentang perawatan payudara, teknik dan cara menyusui yang baik dan benar. Manfaat ASI dan menyusui secara ekslusif serta nasihat dan cara mengatasi permasalah waktu saat menyusui. Selain itu Rustoniah memaparkan, memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya, sehingga mampu menimbulkan rasa peracaya diri pada ibu. Bertukar pengalaman dan berdiskusi, termasuk kunjungan rumah kepada ibu yang baru melahirkan terkait pemberian ASI. Rustoniah  mengatakan, IMD di kalangan masyarakat ini masih minim. Apalagi pemberian ASI tak sampai di usia bayi sampai 6 bulan. “Saya harap IMD ini bisa membudaya di kalangan masyarakat. Kalau hanya sekedar menyusui sudah banyak. Tapi, memberikan ASI mulai dari awal yang dimulai dengan IMD secara dini terus menerus hingga 6 bulan ini wajib dilakukan oleh ibu-ibu,” pungkasnya. Rustoniah menjelaskan, peserta KP ASI, diantaranya ibu hamil, ibu yang memiliki bayi usia 0 sampai enam bulan dan tujuh sampai 24 bulan, suami atau anggota keluarga dari seorang ibu hamil atau menyusui, seorang perempuan yang belum hamil, namun sudah berkeinginan untuk menyusui saat memiliki bayi dan kader TP PKK tingkat desa. “Banyak ibu hamil diatas tujuh bulan belum memahami pentingnya IMD. Lalu, ASI ekslusif diberikan kepada bayi usia 0 sampai enam bulan. Padahal, dua hal tesebut berguna untuk kesehatan, perkembangan, pertumbuhan tubuh dan otak bayi,” ujarnya. Rustoniah meminta para ibu jangan mengenalkan susu formula kepada bayi, sebab susu formula memiliki rasa manis sedangkan ASI tidak. Maka, lanjutnya, ketika bayi diberikan ASI, kebanyakan bayi akan menolak kalau pernah merasakan susu formula. Rustoniah menambahkan, KP ASI ini merupakan wadah pemberdayaan masyarakat agar para ibu bisa saling bertukar pengalaman, berdiskusi dan saling memberi dukungan terkait kesehatan ibu, bayi dan anak yang dipandu oleh kader kesehatan. “Masih banyak ibu yang bekerja lebih pentingkan urusan kerja males menyimpan ASI-nya. Seringnya mereka memilih cara praktis. Di jaman sekarang inginnya instan, daripada repot mending kasih susu formula saja,” pungkasnya. (mg-2/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait